Selasa 12 Feb 2019 09:12 WIB

Hidup dan Matinya Abu Jahal, Si Penentang Rasulullah SAW (2)

Abu Jahal secara ironis digelari Abul Hakam oleh musyrikin Quraisy

Gurun
Foto:
nabi saw

“Wahai Abu Tsa’labah (panggilan untuk al-Akhnas), demi Allah sesungguhnya aku telah mendengar perkataan yang pernah aku dengar serta aku pahami maksudnya. Di samping itu, aku telah mendengar perkataan yang aku sendiri belum pernah mendengarnya serta tidak paham maksudnya,” jawab Abu Sufyan.

Maksudnya, ada beberapa dari ayat Alquran yang dibacakan Nabi SAW yang dipahaminya, tetapi sebagian yang lain kurang dipahaminya.

“Demi Tuhan, saya juga begitu,” timpal al-Akhnas.

Si tamu lalu pamit, untuk kemudian mendatangi rumah Abu Jahal.

“Wahai Abul Hakam, bagaimana pendapat engkau tentang apa yang engkau dengar dari perkataan-perkataan Muhammad?” tanya dia.

“Kami Bani Umayyah dan Bani Abdul Manaf saling berebut kehormatan. Kalau mereka mampu memberi makan orang-orang fakir, maka kami juga mampu melakukannya. Kalau mereka mampu memikul beban, maka kami juga mampu. Kalau mereka mampu menyantuni orang-orang miskin, maka kami juga mampu. Bahkan, kami sama-sama duduk di atas kuda tunggangan untuk berperang, sehingga antara kami dan mereka setara dalam kemuliaan,” jawab Abu Jahal dengan nada ketus.

“Tetapi sekarang dari mereka terdapat seorang nabi! Kapan dari kabilahku akan menyamai kedudukan mulia itu!?” serunya lagi.

Nyatalah bahwa Amr bin Hisyam bin Mughirah tahu betul bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Namun, fanatisme kesukuan telah membutakan mata hatinya.

Sejak mengetahui hal itu, Rasulullah SAW menyebutnya sebagai Abu Jahal. Sebab, pemuka musyrikin itu telah menukar keimanan dengan kesombongan duniawi yang semu.

Riwayat lainnya menyebut, Amr bin Hisyam digelari Abu Jahal lantaran kekejamannya terhadap kaum Muslimin Makkah, terutama dari golongan anak-anak, perempuan, dan budak.

Sebagai contoh, dia menusuk Sumaiyyah binti Khabbat pada kemaluannya dengan tombak. Sebelumnya, perempuan pemberani itu disiksa dengan cara dijemur di atas padang pasir yang terik. Penyiksanya tidak lain Abu Jahal dan komplotannya.

Kekejian itu terjadi sebelum masa hijrah ke Madinah. Ibunda Ammar bin Yasir tercatat sebagai salah satu syahid pada masa permulaan Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement