Kamis 18 Oct 2018 11:00 WIB

Mengenal Masjid Kubah Batu

Masjid ini biasanya disebut juga dengan Masjid Umar.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu) di Yerusalem, Palestina.
Foto: theodora.com
Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu) di Yerusalem, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Qubbat as-Sakhrah atau Masjid Kubah Batu adalah sebuah bangunan yang terletak di tengah-tengah kompleks Al-Haram asy-Syarif, Masjid Al-Aqsa, di Kota Yerusalem. Nama lain dari Qubbat As-Sakhrah (Kubah Batu) adalah Dome of the Rock.

Masjid ini biasanya disebut juga dengan Masjid Umar. Pembangunan masjid ini dimulai ketika Yerusalem jatuh ke dalam kekuasaan Islam pada era Khalifah Umar bin Khattab.

Terletak di Baitul Muqaddis, Qubbat As-Sakhrah adalah seni bangunan agung Islam pertama yang didirikan antara tahun 685 M hingga 691 M oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan, khalifah Kerajaan Ummaiyyah. Kubah ini dibangun setengah tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Inilah masjid pertama yang menggunakan kubah dalam sejarah arsitektur Islam.

photo
Kaum pria warga Palestina Shalat Jumat di depan Kubah Batu dalam komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Jumat (20/7). (Ammar Awad/Reuters)

Interior Masjid Kubah Batu dihiasi dengan arabesk--hiasan berbentuk geometris, tanaman rambatan, dan ornamen kaligrafi. Unsur hiasan ini sempat menjadi ciri khas arsitektur Islam sejak abad ke-7 M. Hingga kini, kaligrafi masih menjadi ornamen yang menghiasi interior bangunan sebuah masjid.

 

Pembangunan masjid berkubah ini sepenuhnya dikerjakan dua orang Muslim dari Palestina, yaitu Raja' bin Hayat dari Bitsan dan Yazid bin Salam dari Jerusalem. Pembangunan kubah diprakarsai oleh Khalifah Abdul bin Marwan yang terdiri atas tiga tingkatan.

Tingkatan pertama dan kedua tingginya mencapai 35,3 meter. Secara keseluruhan, tinggi masjid itu mencapai 39,3 meter. Ruang di dalamnya terdiri atas tiga koridor yang sejajar melingkari batu (sakhrah). Koridor bagian dalam merupakan lantai tawaf yang langsung mengelilingi batu, seperti tempat tawaf di Masjidil Haram.

photo
Dua santri mengaji di salah satu sudut masjid yang mempunyai interior unik di Masjid Al Hidayah, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Sabtu (19/5). Masjid yang terletak di jalur wisata Malang-Batu tersebut sengaja dibangun dengan meniru ornamen kaligrafi di kubah masjid Hagia Sophia di Istanbul Turki.

Dipenuhi ukiran-ukiran model Bizantium, di dalamnya terdapat mihrab-mihrab besar. Jumlahnya 13 buah dan masing-masing mihrab terdiri atas 104 mihrab kecil. Untuk memasukinya, ada empat pintu gerbang besar yang masing-masing dilengkapi atap.

Di dalam masjid, terdapat batu atau sakhrah berukuran 56x42 kaki. Di bawah sakhrah, terdapat gua segi empat yang luasnya 4,5x4,5 meter dan tingginya 1,5 meter.

Sebagaimana ukiran-ukiran di dalam masjid, bentuk kubahnya juga banyak dipengaruhi arsitektur Bizantium.

photo
Bagian dalam Dome of the Rock

Sejarawan Al-Maqdisi menuturkan bahwa biaya pembangunan masjid itu mencapai 100 ribu koin emas dinar. Pada atap gua, terdapat lubang seluas satu meter. Batu itu disebut sakhrah muqadassah (batu suci). Di batu itulah, Nabi Muhammad SAW melakukan Mi'raj. Sebagai saksi peristiwa tersebut, dibangunlah Kubah Sakhrah di atasnya. Menurut literatur Islam, nilai kesucian sakhrah sama dengan hajar aswad (batu hitam).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement