Selasa 19 Mar 2019 20:24 WIB

Buntut Teror Christchurch, Muncul Gerakan Jumat Berjilbab

Gerakan Jumat Berjilbab bentuk dukungan untuk komunitas Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
 Seorang warga mengambil gambar lilin untuk mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3).
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang warga mengambil gambar lilin untuk mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH – Pascaserangan teror yang terjadi di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, dukungan dan simpati terhadap komunitas Muslim terus mengalir. 

Kali ini warga Selandia Baru dari semua agama dan kalangan didorong mengenakan jilbab pada Jumat (22/3) mendatang. Tentunya langkah tersebut sebagai bentuk dukungan mereka kepada komunitas Muslim. 

Gerakan dengan mengangkat tagar #headscarfforharmony tersebut akan berlangsung pada Jumat mendatang. 

Gagasan ini datang dari Thaya Ashman, seorang dokter umum di Mt Eden yang telah memiliki hubungan lama dengan komunitas Muslim sejak ia menjadi sukarelawan sebagai dokter di Afghanistan. 

Ashman mengatakan, gerakan tersebut bertujuan untuk mendukung dan merasakan kesedihan yang dialami komunitas Muslim dan warga Selandia Baru umumnya usai tragedi mematikan pekan lalu. 

"Kami ingin menunjukkan cinta dan dukungan kami dan berduka atas kehilangan 50 ibu, ayah, anak-anak, kolega, dan teman-teman setelah serangan teror Jumat lalu di Christchurch," kata Ashman, dilansir dari Stuff.co.nz, Selasa (19/3).

Ashman mengungkapkan, ia mendengar kisah tentang seorang wanita yang merasa ketakutan dan bersembunyi dalam rumah. Ia merasa takut untuk pergi ke luar rumah karena ia merasa jilbabnya menjadikannya sebagai target terorisme.  

"Saya ingin mengatakan, kami bersamamu, kami ingin Anda merasa di rumah di jalanan Anda sendiri, kami mencintai, mendukung, dan menghormati Anda," ujarnya.  

Melalui gerakan itu, warga di negeri Kiwi ini diajak mengenakan jilbab pada Jumat besok. 

Selain itu, warga juga diajak berkumpul bersama teman dan rekan kerja mereka, mengambil foto di tempat kerja, sekolah atau tempat bermain. Selanjutnya, mereka diminta untuk membagikan foto tersebut di media sosial dengan tagar #headcarfforharmony.

Gagasan ini lantas mendapatkan dukungan dari perwakilan komunitas Muslim. Mereka merasa sangat tersentuh dengan gerakan semacam ini. 

Para pemimpin dari Dewan Wanita Islam Selandia Baru mengatakan, sikap solidaritas dan dukungan itu akan sangat dihargai oleh komunitas mereka. Presiden Asosiasi Muslim Selandia Baru Ikhlaq Kashkari menyebut gagasan itu sebagai ide yang bagus.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement