REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak umat Islam Indonesia untuk mensukseskan Gerakan Nasional Magrib Mengaji (GNMM). Sebab, kemerosotan moral dan lunturnya karakter bangsa salah satu penyebab utama karena kebiasaan mengaji Alquran di waktu Magrib kian ditinggalkan.
Menurut dia, saat ini masyarakat lebih memilih menyaksikan program-program televisi terutama pada pada prime time yang jauh dari unsur edukasi bahkan merusak. Seperti tayangan infotainment gosip, film tahayyul, dan horor.
"Termasuk rusak bahasa karena sinetron pake elu gue, elu gue,"kata dia dalam Peringatan Tahun Baru Islam 1432 H dan Doa Bersama Untuk Keselamatan Bangsa yang digelar oleh DPP PPP, di Jakarta, Kamis (16/12)
Suryadharma yang juga Ketum PPP itu mengatakan, gerakan yang dia canangkan beberapa waktu lalu saat berada di Medan Sumatera Utara merupakan jawaban atas keresahan bangsa Indonesia dan solusi berbagai diskusi tentang upaya membangun karakter bangsa.
Suryadharma menjelaskan waktu magrib merupakan waktu paling tepat tidak hanya untuk mengaji, tetapi juga berkumpul dengan keluarga. Saat itulah yang efektif untuk menanamkan kembali nilai dan etika kepada anak melalui jalur keluarga.
Hanya saja, perubahan sosial, lingkungan, dan paradigma masyarakat dinilai mempengaruhi keberlangsungan tradisi itu. Yang lebih prihatin, perubahan tersebut tidak hanya terjadi di kota metropolotan tetapi telah menjalar di pedesaan.
Sebagian orangtua lebih sibuk mencari nafkah dan mempercayakan pendidikan anak pada lembaga formal."Padahal ada 17 jam di luar pendidikan siapa yang mengawasi, tidak ada, mestinya keluarga lah yang berkewajiban,"tegas dia.
Untuk itu, kata Suryadharma, alangkah baiknya jika gerakan ini didukung dengan kemauan kuat dari masyarakat Indonesia. Utamanya untuk membentuk dan mewujudkan Kelompok
Masyarakat Maghrib Mengaji (KM3)di berbagai tempat baik Musholah, Masjid, ataupun rumah sebagai langkah totalitas memaknai hijrah ke arah yang lebih baik. "Ini ajakan konkrit dan tulus saya,"pungkas dia.