REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abdul Kadir Makarim meminta masyarakat menjaga kebersamaan, memelihara dan mempertahankan kerukunan umat beragama yang sudah terbangun selama ini.
Hanya dengan cara ini, masyarakat daerah itu tidak mudah diobak-obok oleh oknum-oknum yang tidak senang dengan kebersamaan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun tersebut, kata Abdul Kadir Makarim, di Kupang, Rabu.
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar perlunya revitalisasi kerukunan umat beragama di tanah air menyusul semakin maraknya gangguan keamanan menjelang Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. "Saya kira tidak perlu ada revitalisasi. Kerukunan umat beragama di NTT sudah sangat bagus dan ini bisa menjadi contoh untuk daerah lain," kata Makarim disela-sela Musda MUI NTT.
Menurut dia cara yang paling efektif yang selama ini digunakan adalah melibatkan kaum muda dari berbagai unsur agama untuk menjaga keamanan menjelang hari raya keagamaan. Hari Raya Natal bagi umat Kristen misalnya, kaum muda dari muslim dilibatkan untuk menjaga keamanan dan sebaliknya pada hari raya agama muslim, kaum muda dari Kristen menjaga keamanan.
"Jadi kerukunan dan toleransi antarumat beragama harus tetap jalan," kata Makarim.
Dia mengatakan, kalaupun ada kekurangan-kekurangan, biasanya diselesaikan melalui pertemuan antartokoh agama.
Dengan demikian, setiap masalah yang mengarah pada gangguan terhadap harmonisasi keagamaan di daerah ini, cepat terselesaikan sehingga tidak meluas menjadi konflik agama.