REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Jamaah yang dibadalhajikan mendapatkan sertifikat badal haji. ‘’Sertifikat itu sebagai bukti bahwa yang bersangkutan memang telah dibadalhajikan,’’ ujar Wakil Kepala Daker Makkah Bidang Pelayanan Umum dan Ibadah, Amin Akkas, di Makkah, Senin (29/11).
Jamaah yang dibadalhajikan ada 145 orang. Sebanyak 114 jamaah dibadalhajikan karena meninggal dunia, 30 jamaah karena sakit memakai alat Bantu kesehatan dan satu orang karena sedang nifas. Nama jamaah yang dibadalhajikan ditulis di sertifikat itu. Data-data medis tentang penyebab kematian dan lokasi pemakaman juga disertakan untuk diserahkan kepada keluarga.
Jamaah meninggal yang dibadalhajikan adalah jamaah yang meninggal sebelum berangkat ke Tanah Suci dan yang meninggal di perjalanan, di pesawat, dan di Tanah Suci, sebelum pelaksanaan wukuf. ‘’Jamaah haji yang meninggal setelah tiba waktu wukuf tidak termasuk yang dibadalhajikan,’’ tutur Amin.
Serifikat ditandatangani oleh petugas haji yang membadalhajikan, dua petugas yang menjadi saksi, dan pejabat Daker Makkah, yaitu Wakil Kepala Daker Makkah Bidang Pelayanan umum dan Ibadah. ‘’Petugas yang mendapat tugas badal haji juga harus menandatangani surat pernyataan bahwa yang bersangkutan hanya membadalhajikan satu orang,’’ ujar Amin.
Salah satu jamaah yang dibadalhajikan, sebelumnya diketahui hilang, karena ia meninggalkan rombongan sebelum berangkat wukuf. Jamaah dari Makassar yang tinggal di Sektor 11 itu semula adalah pasien di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). Karena dokter telah menyatakan sehat, jamaah itu dikembalikan ke pondokan.
Sebelum berangkat wukuf pada 8 Duzlhijah, yang bersangkutan melarikan diri dari bus. ‘’Ketua kloter baru laporan jam 10 malam, sehingga petugas penyisiran langsung melakukan penyisiran lagi, tapi tak menemukannya,’’ ujar Amin.
Jamaah ini kemudian diputuskan dibadalhajikan. ‘’Sore hari jam lima, jamaah itu ditemukan sudah di Arafah. Kemungkinan diangkut oleh petugas Arab Saudi yang bertanggung jawab untuk membawa semua jamaah ke Arafah,’’ ujar Amin.
Kepala Seksi Kedatangan dan Pemulangan, Erwin Julystiawan, menemukan jamaah itu berada di rombongan jamaah Kalimantan di Arafah. Saat itu Erwin menyertai jamaah sakit yang disafariwukufkan dengan ambulans. ‘’Ada rombongan jamaah yang menunjuk-nunjuk ke ambulans kita, ketika ditanya mereka memberitahukan ada satu jamaah tercecer yang ada di rombongan mereka. Ketika dicek namanya, ternyata adalah jamaah yang kabur itu,’’ ujar Erwin.