REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Menjelang puncak wukuf di Arafah pada 15 November mendatang, Panitia Pelaksanaan Ibadah Haji Makkah bersibuk memperispkannya. Untuk pelaksanaan wukuf, menurut Kepala Satuan Operasional Armina, Chambali, kini dalam tahap persiapan akhir.
Titik kritis terletak pada pergerakan jamaah. Jalanan akan macet karena semua jamaah bergerak dari Makkah ke Arafah dan dari Arafah ke Muzdalifah. ‘’Hal ini bisa membuat jamaah kecapekan atau jatuh sakit. Apalagi di Muzdalifah, jamaah memakai ihram di udara terbuka,’’ ujar Chambali.
Keberadaan di Mina selama tiga hari juga menjadin titik kritis jamaah. Aqabah adalah titik terjauh yang harus dituju jamaah untuk jamaah yang berada di maktab Mina Jadid. Jarak terdekat jamaah ke Aqabah sekitar tiga kilometer, sehingga bolak-balik harus berjalan sekitar enam kilometer. ‘’Ada enam maktab di Mina Jadid, jaraknya sekitar 6-7 kilometer dari Aqabah. Bolak-balik jadi 12-14 kilometer jalan kaki,’’ jelas Chambali.
Menurut Chambali ada 10 petugas di Pos Komando Taktis (Poskotis) di Muaisim I (pintu masuk terowongan menuju Jamarat) dan 10 petugas di Poskotis Muaisim II (dekat pintu keluar terowongan menuju Jamarat). ‘’Mereka yang akan mengendalikan pergerakan jamaah dengan melihat kondisi kepadatan di jamarat,’’ ujar Chambali.
Di Jamarat, ada 51 petugas. Sebanyak 40 petugas di sebar di empat lantai, masing-masing 10 orang. Sebelas orang lagi berada di Poskotis untuk mem-back up 40 petugas yang bergerak di empat lantai. Poskotis back up ini berada di jalan tikungan dekat restoran Al-Baik. Di setia posko dan maktab, akan ditempelkan petugas kesehatan. Selain memantau jamaah, petugas kesehatan juga mengawasi katering. ‘’Sudah dua kali petugas melakukan orientasi lapangan di Armina, semoga sudah siap semua dan memahami tugas maing-masing,’’ ujar Chambali.