REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH–-Jamaah Indonesia yang tinggal di pemondokan di Ring I di radius 1.000 meter tak akan dilayani angkutan menuju Masjidil Haram. Layanan angkutan diberikan kepada jamaah yang berada di Ring I radius 2.000 meter dan jamaah di Ring II radius 3.000 meter dan radius 4.000 meter.
‘’Bus baru mulai beroperasi pada tanggal 21 Oktober,’’ ujar Wakil Kepala Daerah Kerja Makkah Bidang Transportsi, Tatan Rustandi, Kamis (14/10) siang.
Bus yang akan mengangkut jamaah di radius 2.000 pun, hanya akan mengantar jamaah hingga ke jarak 700-1.000 meter dari Masjidil Haram. Selebihnya, jamaah harus berjalan kaki. ‘’Selama puncak haji, jalan-jalan di radius itu akan dibersihkan dari kendaraan bermotor, sehingga bus juga tak boleh masuk, kecuali jalan terowongan pedestrian dari Mahbas Jin ke Rumah Nabi. Bus Sapcto mempunyai hak khusus memanfaatkan terowongan itu,’’ ujar Tatan.
Jumlah jamaah yang akan tinggal di radius 1.000 meter hampir mencapai 6.000 orang yang tinggal di 24 rumah. Sedangkan jamaah yang akan tinggal di radius 1.001-2.000 meter mencapai 120 ribu di 186 rumah. Yang akan tinggal di radius 2.001-3.000 meter ada sekitar 16 ribu jamaah di 37 rumah, dan di radius 3.001-4.000 meter ada 58 ribu jamaah di 127 rumah.
Bus-bus yang mengangkut jamaah itu akan berangkat dari pemondokan terluar, menyusuri rute pemondokan haji Indonesia. Rumah pemondokan yang berada persis di pinggi jalan akan dijadikan shelter pemberhentian untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Jamaah yang diangkut bus Saptco, semua diarahkan ke Mahbas Jin untuk kemudian diantar bus khusus melalui terowongan sepanjang 1.000 meter menuju lokasi Rumah Nabi, dekat Bab Ali/Bab Salam. Dari pemberhentian dekat Rumah Nabi itu, jamaah tinggal menyeberang jalan, berjalan beberapa meter untuk mencapai Masjidil Haram.
Di Mahbas Jin, tersedia kantor sektor pelayanan haji, yaitu Sektor I. Di dekat Rumah Nabi, terdapat sektor pelayanan khusus, yaitu Sektor XII, yang akan melayani jamaah tersesat.
Jamaah yang diangkut bus Ummul Quro, misalnya dari Nakkasah ke Baladiah, setelah tiba di Baladiah harus berjalan kaki sekitar 700-1.000 meter untuk mencapai Masjidil Haram melalui Bab Umrah. Di dekat Baladiah ada kantor sektor pelayanan haji, yaitu Sektor VII.
Karena bus akan terus berjalan, maka para jamaah diharapkan berada di rumah pondokan terdekat yang berada di pinggir jalan, untuk bisa diangkut bus. Bus tidak akan ngetem menunggu penumpang. ‘’Bus berhenti hanya untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, setelah itu jalan lagi melalui rute yang telah ditetapkan,’’ jelas Tatan.