REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebangkitan peradaban Islam terutama di Asia Tenggara menghadapi tantangan berat. Tantangan saat ini yang menghadang adalah perpecahan di internal umat Muslim.
Padahal, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, berdasarkan penelitian, peradaban Islam akan kembali berjaya di Asia Tenggara utamanya di Indonesia dan Malaysia.
”Jangan sampai kesalahpahaman kedua negara mengganggu kebangkitan Islam,” kata dia kepada Republika usai menerima mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Anwar Ibrahim di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (12/10)
Oleh karena itu, ujar Din, perlu ditempuh langkah-langkah strategis untuk mempertahankan dan merealisasikan cita-cita kejayaaan Islam secara makro. Di antaranya, penguatan tali silaturahim dan persaudaran sesama Muslim. Persoalan yang muncul hendaknya diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur ukuhuwah Islamiyah. ''Selain itu, reformasi moral dan akhlak Muslim mendesak dilakukan. Sebab, pondasi utama peradaban Islam adalah nilai-nilai etika yang mencakup semua aspek kehidupan,'' jelasnya.
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Iqbal Sullam, menuturkan, umat Islam sekarang dipecah belah oleh beragam ideologi mulai nasionalisme hingga komunisme. Padahal, ideologi tersebut muncul dari kekuatan di luar Islam yaitu Yahudi. Mereka berusaha menyusupkan doktrin-doktrin yang menghadang laju kemajuan dan kebangkitan umat Islam. Hal ini dilakukan karena kebencian mereka terhadap Islam. Propaganda-propaganda merugikan semakin mudah menyebar dengan dukungan kemajuan teknologi.
Sebab itu, Papar Iqbal, umat Islam diminta waspada dan tak mudah terpancing dengan berbagai isu dan doktrin-doktrin yang bertentengan dengan Islam. Terutama, ideologi yang memecah belah persaudaraan umat Islam yang merupakan modal penting bagi kejayaan peradaban Islam. ''Jika persatuan antarsesama Muslim tak dapat diwujudkan, maka bisa dipastikan cita-cita membangun peradaban Islam akan terganggu bahkan terbengkalai,'' tegasnya.
Tak kalah penting, ujar Iqbal, umat Islam perlu melakukan perbaikan sistem dan kurikulum pendidikan. Hal ini penting, agar umat mampu mengejar ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, penguasaan kedua unsur tersebut adalah kunci peradaban Islam memimpin di masa silam. Tak hanya di bidang ilmu agama akan tetapi juga meliputi disiplin ilmu lain seperti kedokteran, astronomi, dan teknologi.”Kemajuan Islam terletak pada penguasaan ilmu pengetahuan,” tandasnya.