REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU--Tepat pukul 09.00 Wita 318 calon haji Kalimantan Selatan kelompok terbang satu Embarkasi Banjarmasin dilepas Kepala Kementerian Agama Provinsi Kalsel Abdul Halim H Ahmad di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Senin (11/10) pagi. Keberangkatan jamaah calon haji yang seluruhnya berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Utara berjumlah 318 orang ditambah tujuh petugas haji dan tim kesehatan itu berangkat tepat sesuai jadwal keberangkatan pukul 09.00 Wita.
Semula pelepasan jamaah yang langsung terbang menuju Jeddah menggunakan pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 767 seri 300 itu dilakukan Gubernur Kalsel Rudy Ariffin, namun orang nomor satu di lingkungan Pemprov Kalsel itu datang terlambat.
Gubernur tiba di ruang VIP Bandara Syamsudin Noor sekitar pukul 08.50 Wita, namun karena seluruh jamaah sudah berada di atas pesawat sehingga pilot memutuskan berangkat sesuai jadwal keberangkatan yang ditetapkan.
Gubernur Kalsel mengatakan, pihaknya cukup kecewa karena tidak bisa langsung melepas keberangkatan jamaah di atas pesawat sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pada setiap keberangkatan perdana jamaah haji Kalsel. "Kami cukup kecewa karena tidak bisa langsung melepas keberangkatan jamaah semuanya terjadi karena miskomunikasi yang disampaikan panitia Embarkasi Haji kepada saya," ujar gubernur kepada wartawan di ruang VIP Bandara setempat.
Menurut dia, informasi yang diterimanya rombongan diminta berkumpul di ruang VIP Bandara pukul 09.00 Wita sehingga pihaknya meluncur dari kediaman resmi di Banjarmasin sekitar pukul 08.15 Wita dan tiba sekitar pukul 08.50 Wita. Namun hampir berbarengan dengan kedatangan gubernur, seluruh jamaah yang memasuki pesawat sejak pukul 08.00 Wita sudah rapi ditempat duduk masing-masing sehingga sepuluh menit sebelum pukul 09.00 Wita itu pilot memutuskan menyiapkan keberangkatan pesawat.
Kepala Kemenag Kalsel Abdul Halim H Ahmad mengakui, terjadi miskomunikasi antara panitia dengan gubernur sehingga pelepasan calon haji kloter perdana itu tidak bisa dilakukan gubernur seperti kebiasaan tahun lalu. "Kami meminta maaf atas miskomunikasi yang terjadi antara panitia yang menyampaikan informasi ke gubernur sehingga apa yang direncanakan tidak berjalan sesuai harapan," ujarnya.
Sementara itu, Distrik Manager Garuda Indonesia cabang Banjarmasin Piktor Sitohang mengatakan, keberangkatan pesawat tidak bisa ditunda karena pengaturan jadwal sudah ditetapkan maskapai dengan pengelola Bandara King Abdul Aziz Jeddah. "Kami tidak bisa menunda keberangkatan karena jadwalnya sudah ditetapkan. Selain itu jika ditunda maka mempengaruhi jadwal kedatangan di Bandara King Abdul Aziz dan bisa membuat pesawat kesulitan mendapatkan tempat di apron Bandara tersebut," katanya.