Kamis 09 Sep 2010 01:22 WIB

Lembaga Wartawan Kristen Turut Kecam Pembakaran Alquran

Alquran
Foto: antara
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Puluhan orang dari Lembaga Wartawan Kristen (Lemwaka) melakukan unjuk rasa mengecam rencana pembakaran Alquran di Amerika Serikat (AS). Aksi ini dilakukan atas dasar kepedulian antarumat beragama.

"Aksi ini adalah keprihatinan kami atas rencana pembakaran Alquran di AS pada 11 September yang direncanakan oleh pendeta Terry Jones dari Gereja Gainesville, Florida, AS," kata Bendahara Lemwaka, Binsar Sirait, di Jakarta, Rabu (8/9).

Binsar mengatakan, pembakaran kitab suci ini patut dihindari karena dapat memecah kesatuan umat beragama di dunia dan banyak umat beragama lain yang juga mengecam hal tersebut untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap umat Muslim di seluruh dunia.

Menurut Binsar, hari pembakaran Alquran yang berdekatan dengan Idul Fitri dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah baru seperti pada peristiwa kartun Nabi Muhammad SAW, serta dapat memberikan kesan negatif bagi persahabatan Indonesia-AS.

Setelah situasi kondusif pasca konflik Poso dan Ambon, Lemwaka berharap semua pihak dapat menjaga kerukunan antarumat beragama di Tanah Air.

"Kami juga sudah mengikuti pertemuan dengan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Budha di Indonesia (WALUBI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU) mengenai rencana pembakaran itu dan kami juga ingin ikut andil untuk langsung meminta kepada Kedutaan Besar AS dengan harapan mendapat perhatian lebih dari mereka," papar Binsar.

Aksi damai yang diikuti 20-30 orang tersebut berjalan lancar dan singkat serta menegaskan bahwa seharusnya AS menunjukkan diri mereka sebagai negara yang demokratis, dan pemerintah AS diminta untuk bertindak lebih tegas mengenai rencana pembakaran tersebut.

Sebelumnya, PGI dan KWI telah menyumbangkan sekitar 500 Alquran bagi para tahanan Warga Negara Indonesia di penjara Australia. Hal itu dilakukan sebagai rasa solidaritas umat beragama yang menentang rencana hari pembakaran Alquran di AS.

Selain itu, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) juga mengutuk rencana hari pembakaran tersebut. Menurut Ketua Bidang Kerukunan Antarumat Beragama Majelis Ulama Indonesia, Slamet Effendy Yusuf, rencana pembakaran Alquran sedunia tidak mencerminkan niat mayoritas umat Kristen, karena merupakan niat dari kelompok kecil masyarakat AS saja. Selain itu kecaman juga datang dari para pengemuka agama baik Kristen, Yahudi, serta Islam di AS.

Kardinal Emeritus Keuskupan Katolik Roma Washington, Theodore McCarrick dan Dr Michael Kinnamon dari Dewan Nasional Gereja-Gereja AS juga menentang wacana mengenai hari pembakaran pada Sabtu, 11 September. Mereka mengatakan bahwa hal itu akan melanggar kebebasan beragama yang ada di AS.

Presiden Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), Dr Ingrid Mattson menyarankan kepada kaum Muslimin di luar AS untuk tetap tenang dan tidak mengadakan aksi terhadap umat Kristen ataupun Yahudi atas rencana pembakaran tersebut.

Mattson juga menerangkan bahwa si pembuat rencana itu tidak mewakili umat Kristen, Yahudi, ataupun para ekstrimis Kristen di AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement