REPUBLIKA.CO.ID,GAINESVILLE--Pemerintah Amerika Serikat tampaknya tak mempunyai kekuatan apapun untuk menghentikan pembakaran Alquran pada 11 September nanti oleh sebuah gereja evangelis di Gainesville, Florida. Gedung Putih hanya mampu memperhatikan masalah ini karena khawatir dampaknya yang bisa merugikan tentara Amerika, khususnya di Afghanistan.
''Ini akan membahayakan pasukan kami. Setiap tindakan seperti itu hanya akan menempatkan pasukan dalam bahaya dan karena itu ini akan menjadi perhatian pemerintah,'' ujar juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, Selasa, seperti ditulis AFP.
Tak ada pernyataan dari Gedung Putih untuk menghentikan aksi provokatif yang akan dilakukan Pendeta Terry Jones yang memimpin Dove World Outreach Center. Jones akan membakar Alquran sebagai peringatan tragedi runtuhnya menara kembar WTC pada 11 September.
Otoritas pemadam kebakaran setempat, pekan lalu, memang telah menolak permintaan Pendeta Evangelis itu untuk memperingati peristiwa 11 September dengan membakar Alquran secara terbuka di tempat umum. Namun, mereka tidak bisa melarang Jones untuk melakukan niat konyolnya tersebut. Bahkan, polisi setempat pun tidak bisa mengintervensinya.
Yang lebih memprihatinkan, Jones tak akan ditangkap seandainya dia benar-benar mewujudkan rencananya untuk membakar Alquran. Dia hanya akan dituntut atas kejahatan ringan dan dikenai denda serta peringatan. Jones mengatakan, pembakaran Alquran ini dimaksudkannya untuk mengingat para korban tragedi 11 September dan untuk mengirim pesan peringatan untuk elemen radikal Islam.
Pembakaran Alquran ini juga didorong oleh sentimen Islamphobia dari diri Jones setelah mengetahui rencana pembangunan Islamic Center di dekat ground zero di New York.