Rabu 08 Sep 2010 06:45 WIB

Posisi Muslim masih Rendah, Tokoh Islam Harus Tampil

Rep: c13/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Orang Islam harus tampil sebagai pimpinan negeri ini. Saat ini, posisi umat Islam di Indonesia dinilai masih sangat rendah. Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Adi Sasono mengatakan, saat ini budaya keislaman di Indonesia berkembang dengan pesat.

Dia membandingkan kondisi saat ini dengan keadaan pada zaman orde baru. "Dulu orang tak bisa menggunakan jilbab dengan bebas," ujar Adi dalam buka bersama di Hotel Gran Melia, Jakarta Selasa (7/8). Namun di sisi lain, tumbuh kembang instansi yang bernuansa Islam malah menurun. "Partai politik yang bernuansa Islam kalah dibandingkan dengan partai lain," ujarnya. Dia meyakini, kompetensi umat Muslim saat ini menjadi dipertanyakan. Akibatnya, umat Islam kurang bisa bersaing dengan umat lain.

Selain itu, dia mengatakan, umat Islam harus mempunyai beberapa poin, yakni nasionalisme, kebangsaan, kerakyatan, dan kemandirian. "Partai itu mubah, tapi Islam harus," kata mantan menteri UKM dan Koperasi tersebut. "Tak sekadar ekonomi, kemandirian juga penting, kerakyatan dan kebangsaan juga harus diperhatikan," jelasnya.

Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, mengungkapkan keresahan serupa. ICMI sebagai indikator umat Islam yang cerdas, harus tampil sebagai sumber lahirnya pemimpin Muslim. "Semua jenis orang dengan berbagai kompetensi ada di ICMI," ujar politisi Golkar itu. Tak hanya itu, ICMI juga harus bersikap kritis. "ICMI tak harus sama dengan pemerintah," kata Priyo. Meskipun, lanjutnya, kader ICMI juga turut menjadi anggota Partai Demokrat.

 

Dia mencontohkan kala pemerintahan BJ Habibie menjadi presiden. "Saat itu, pendapat ICMI tak harus sejalan dengan pemerintah," katanya. Padahal, BJ Habibie adalah notabene salah satu tokoh ICMI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement