Sabtu 21 Jun 2025 08:45 WIB

Israel-Iran Memanas, ICMI Desak Negara Muslim Dukung Kemerdekaan Palestina

ICMI berharap negara yang tidak berperikemanusiaan seperti Israel segera runtuh.

Ketua Umum ICMI Arif Satria saat Webinar Nasional
Foto: icmi
Ketua Umum ICMI Arif Satria saat Webinar Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menyikapi isu global, khususnya konflik yang terjadi antara Iran dan Israel, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyatakan inilah saat yang tepat bagi umat dan negara-negara Islam untuk mendukung percepatan kemerdekaan Palestina. Dukungan diharapkan terus mengalir kepada umat Islam yang berjuang demi kedaulatan dan kemenangan atas Israel dan sekutunya.

"Karena itu kita (ICMI) harus sama-sama sejalan dan terus mendoakan sesama saudara-saudara muslim kita, khususnya Iran dan Palestina yang sedang berjuang mempertahankan kedaulatannya melawan Israel serta kroninya, agar diberikan kemenangan dalam perjuangannya," kata Ketua Umum ICMI Arif Satria saat Webinar Nasional 'Melihat Realitas Kajian dan Analisis Prospek SDA serta Destinasi Pariwisata Eksklusif 4 Pulau Aceh yang Disengketakan', Jumat (20/6/2025).

Arif berharap negara-negara yang tidak berperikemanusiaan seperti Israel dan kroninya akan segera runtuh kekuasaannya. "Ya tentu kita banyak berharap dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar memberikan kemenangan kepada saudara kita yang tengah berjuang," kata Arif.

Sengketa Pulau di Aceh

Terkait dengan topik yang dibahas mengenai empat pulau kecil di Aceh yang jadi sorotan, Arif menilai pulau-pulau tersebut memang strategis dan berperan penting secara ekologis bagi Aceh.

"Pulau kecil itu punya peran penting ya. satu dalam peran-peran ekologis menjadi kekuatan yang namanya small island. Kemudian dia juga punya fungsi ekonomi, juga punya fungsi sosial, tapi dia juga punya kerentanan," kata Arif.

Rektor IPB University itu menyatakan kerentanan pulau-pulau kecil disebabkan oleh potensi tenggelamnya wilayah tersebut jika tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, untuk menciptakan pulau yang berkelanjutan, dibutuhkan perumusan tata kelola dan manajemen yang solid, di mana peran pemerintah menjadi sangat krusial.

"Nah, oleh karena itu tentu kejelasan kepemilikan pulau di manapun ini menjadi penting dan Alhamdulillah Pak Presiden Prabowo sudah mengambil keputusan strategis terkait dengan pulau ini dan Pak Presiden sudah mengeluarkan kebijakan yang menurut saya bijak untuk masa depan keempat pulau tersebut," kata Arif.

Dia berharap dengan prinsip sustainability dengan aspek ekonomi yang maju, aspek sosial yang menjaga budaya, tapi juga menjamin aspek ekologisnya. Sebab, ketiga isu ini bisa menjadi pilar bagi kekokohan pulau-pulau di Indonesia khususnya keempat pulau yang ada di antara Aceh dan Sumatera Utara sebagai agenda kedepannya.

"Tentu kita tidak lagi mempersoalkan isu masa lalunya bagaimana sepertinya terjadi, tapi yang paling penting adalah bagaimana pulau empat pulau ini bisa menjadi prototip untuk membangun pulau-pulau kecil di Indonesia yang jumlahnya kurang lebih sekitar 17.000 pulau," kata Arif

Menurut Arif, itulah salah satu fungsi khalifah fil ardh atau pemimpin di muka bumi yaitu menjaga kemakmuran, menjaga kelestarian, dan menjaga sustainability dari anugerah yang Tuhan ciptakan pada manusia, yaitu pulau-pulau kecil ini.

"Saya yakin jika prospek masa depan agar fungsi ekologisnya pulau itu terjaga, fungsi ekonominya juga terjamin, dan fungsi sosialnya juga terlindungi, maka saya kira ini akan sangat bagus sekali," kata Arif.

Hadir dalam kesempatan itu turur memberikan pengantar, Direktur CIDES ICMI, Andi Faisal Bakti yang menekankan pentingnya pengelolaan Sumber-sumber Daya Alam di pulau-pulau tersebut bagi kesejahteraan bersama.

Hadir juga narasumber lainnya sebagai pembicara, seperti Teuku Abdullah Sanny Wakil Ketua Umum ICMI asli Aceh yang membidangi energi dan sumberdaya alam. Hadir pula serta guru besar Geologi ITB, yang mengungkapkan potensi besar di Aceh termasuk 4 pulau tersebut sebagai potensi sumber gas terbesar di Asia saat ini.

Ada juga Mustafa Abubakar, Dewan Penasihat ICMI Pusat, juga asal Aceh, Pakar Geologi Yusuf S. Djajadihardja dan Sekjen ICMI/ Anggota Komisi XII DPR RI Andi Yuliani Paris.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement