Jumat 27 Aug 2010 07:29 WIB

Muhamadiyah Butuh Pembaharuan Filantropi

Rep: Nashih Nashrullah / Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Muhammadiyah didorong melakukan pembaruan dan merumuskan kebijakan filantropi dalam upaya mensejahterakan rakyat. Menurut Pendiri Maarif Institute, Syafi’i Maarif, rumusan kebijakan baru tersebut harus memiliki dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas terutama dalam memperkuat ekonomi umat.

“Inilah kunci keberhasilan upaya mulia ini,”ujar dia dalam acara peluncuran buku bertajuk “Melayani Umat, Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis” di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (26/8) Syafii mengemukakan, pembaruan mutlak diperlukan karena Negara nyaris terperosok pada kebangkrutan.

Tak ada jalan lain, peran dan potensi ekonomi-politik orgnasasi semacam ormas keagamaan mesti diberdayakan sebagai kekuatan kerakyatan yang kritis di ruang publik. Sebab, ormas seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki modal sosial. Bahkan ormas juga mempunyai kemampuan melakukan kerja-kerja sosial dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

Dalam konteks ini, Muhammadiyah telah berkonstribusi aktif terutama dalam pelembagaan amal-amal sosial di bidang kesehatan, pendidikan, dan filantropi bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.”Muhammadiyah sebagai ormas Islam terbesar di dunia Muslim aktif dalam kerja sosial dan pendidikan modern,”ujar dia.

Hilman Latief, Selaku Penulis Buku, mengatakan Muhammadiyah mempunyai sejarah panjang di bidang filantropi secara umum. Namun, upaya ini tak cukup perlu didukung dengan langkah pembelaan dan advokasi terhadap kebijakan yang berpengaruh pada kesejateraan rakyat.

Sebab, arah pergerakan filantropi Muhammadiyah ke depan tak lagi sebatas mengumpulkan dana zakat . Dengan demikian, Muhammadiyah dituntut lebih berani mengupayakan negoisasi visi sebagai upaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

Oleh karena itu, jelas Hilman, untuk memaksimalkan peran filantropi, dibutuhkan reformulasi ulang konsep kesejahteraan. Konsep kesejahteraan tersebut mencakup seluruh elemen masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, secara kelembaggaan, Muhammadiyah perlu mewujudkan lembaga khusus yang fokus mengkaji perkembangan aktual kondisi masyarakat.”Saya harap ada sinergi kuat antar lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan pendidikan Muhammadiyah,” harap dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement