REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN--Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin mengajak warga Muhammadiyah untuk bergembira. Terutama menyambut Muktamar Nasional (Munas) Muhammadiyah yang akan digelar di Yogjakarta mulai 3-8 Juli 2010 nanti.
‘’Mari kita bergembira. Sebab, hanya organisasi Muhammadiyah yang selama menggelar Muktamar selalu dihadiri ratusan ribu penggembira. Di Malang ada sekitar 200 ribu penggembira. Di Yogjakarta nanti diprediksi ada sekitar 600 ribu warga Muhammadiyah yang menjadi penggembira selain 6000 warga yang menjadi utusan muktamar,’’jelas Din Syamsuddin, saat memberikan ceramah dalam Tabligh Akbar di komplek Klinik Rawat Inap Islam Aisyiyah, Pandaan, Pasuruan, Senin (22/6).
Din mengajak warga Muhammadiyah bergembira bukannya tanpa dasar. Sebab, menurut dia, Muhammadiyah itu berdakwa dengan bergembira. Makanya, tandas dia, warga Muhammadiyah terus berkembang semakin menjamur di mana-mana.
Bahkan, terang dia, tidak hanya secara kuantitas warga Muhammadiyah semakin meningkat. Namun, dari aspek amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah ini juga berkembang pesat. Sehingga, Muhammadiyah mendapat label secara internasional sebagai organisasi modern Islam terbesar.
18 Cabang Istimewa
Selain itu, perkembangan pembukaan cabang di berbagai daerah dikatakan meningkat. ‘’Itu tidak hanya di dalam negeri saja. Namun, di luar negeri juga banyak yangberembang. Ada 18 negara yang memiliki dan membentuk cabang Muhammadiyah,’’ kata Din Syamsuddin sembari menyebutkan satu-peratu cabang yang dimaksud.
Di antara cabang-cabang Muhammadiyah yang didirikan di negara-negara lain itu disebutkan seperti di London, Inggris, Kualalumpur (Malaysia), Riyadh, Damaskus, Australia, Taiwan, Amerika dan lain sebagainya.
Ke-18 cabang Muhammadiyah di luar negeri itu, dikatakan Din Syamsuddin, tidak memiliki ranting dan juga Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) serta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM). Mereka langsung berhubungan dengan PP Muhammadiyah. ‘’Makanya mereka merupakan cabang istimewa,’’ tegasnya.
Untuk itu, Din sebenarnya berkeinginan mendirikan cabang istimewa di negara-negara konflik. Misalnya, di Palestina, Irak dan Afganistan. ‘’Ya, karena di Irak, Palestinas, Faza dan Afganistan saja yang masih belum didirikan cabang istimewa Muhammadiyah itu,’’ katanya.
Makanya, kata dia, perkembangan Muhammadiyah dinilai sangat fenomenal. Alasannya, tidak hanya dari aspek amal usaha saja yang terus berkembang. Namun, Muhammadiyah juga hadir di seluruh posok Indonesia seperti dari Sabang sampai Meraoke. Bahkan, di berbagai negara, terutama di 18 negara yang sudah membentuk Cabang Istimewa Muhammadiyah.
‘’Ini sangat membanggakan dan mengembirakan. Makanya, mari kita bergembira. Pada Muktamar di Yogjakarta nanti, penggembira tentu akan menjadi warna tersendiri bagi Muhammadiyah,’’ tukasnya.
Karena itu, menjelang satu abad Muhammadiyah dDin mengajak untuk meningkatkan rasa syukur dan bamgga bermuhammadiyah. ‘’Kita tidak perlu ada perasaan minder, dianggap kurang maju atau minoritas. Sebab, orang luar negeri menilai Muhamadiyah merupakan organisasi islam modern terbesar,’’ pungkasnya.