REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-–PT Garuda Indonesia menawarkan tarif angkutan haji 1.779 dolar AS atau Rp 16,9 juta per jamaah tahun ini. Hal itu menggunakan asumsi harga minyak pada musim haji berada pada level 80 dolar AS per barel.
Tarif ditawarkan maskapai BUMN ini lebih tinggi 23 dolar AS dibandingkan tarif tahun lalu. Sementara, kurs dolar terhadap rupiah ditetapkan Kementerian Agama adlaah Rp 9.500.. ‘’Tarif kita tawarkan 1.779 dengan margin keuntungan sangat minim 3,01 persen,’’ kata Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar usai menghadiri rapat dengar pendapat umum bersama Panja Biaya Penyelanggaraan Ibadah Haji DPR, Rabu, (19/5).
Emirsyah menyebutkan, tarif penerbangan sangat diperngaruhi oleh fluktuasi harga bahan bakar avtur. Dengan asumsi harga minyak 80 dolar per barel, Garuda berharap bisa melayani separuh lebih jamaah haji tahun ini. Berdasarkan data Kementerian Agama, kuota jamaah haji tahun ini adalah 211 ribu jamaah. ‘’Iya tarif ini untuk jamaah haji sekitar 50 persen lebih,’’ katanya.
Emirysyah tidak bersedia menyebutkan detail komponen tarif penerbangan Garuda karena masih bersaing dengan maskapai lain menjadi penyedia angkutan haji. Namun, ia memastikan Garuda akan menggunakan 15 armada pesawat milik perusahaan bukan sewa berjenis Boeing dan Airbus bila terpilih.
Usia belasan pesawat itu juga lebih muda daripada pesawat angkutan haji Garuda tahun lalu buatan 1990. ‘’Nggak bisa..nanti yang lain ikut-ikutan dong..Pokoknya margin saya rendah saja,’’ katanya.
Emirsyah juga menyebutkan, perbedaan tarif disebutkan Garuda hari ini dan Kemenhub beberapa hari lalu karena perbedaan asumsi harga minyak. Senin, (17/5), Menhub Freddy Numberi menyatakan pemerintah memproyeksi tarif angkutan haji mencapai 1.754 dolar AS atau Rp 16,7 juta rupiah berdasarkan data Garuda dengan memperhitungkan perkembangan avtur dan margin keuntungan maskapai 10 persen.