Kamis 19 Nov 2020 14:04 WIB

Juara MTQ Cabang Fahmil Quran Direbut Jawa Timur

Kontingen Jatim di cabang fahmil Quran menjadi juara setelah mendapatkan nilai 1.170.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Masjid Raya Sumbar salah satu venue MTQ Nasional ke-28 di Padang, Sumatra Barat.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Masjid Raya Sumbar salah satu venue MTQ Nasional ke-28 di Padang, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Provinsi Jawa Timur (Jatim) merebut juara satu Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke XXVIII cabang fahmil Quran. Tiga orang regu Jatim yang merebut juara fahmil Quran ialah Madinatul Munawaroh, Hitnah Bissa'adah, dan Rahimatus Sirriyah.

"Ini semua pertolongan dari Allah. Berkat belajar dan berdoa," kata juru bicara tim fahmil Quran Jatim Rahimatus Sirriyah, Kamis (19/11).

Baca Juga

Lomba Fahmil Quran MTQ Nasional ke 20 ini digelar di Auditorium Universitas Negeri Padang. Di babak final, kafilah Jatim berhadapan dengan kafilah Banten dan Bangka Belitung.

Rahimatus menyebut prestasi yang mereka raih di Padang Sumatera Barat juga berkat doa dan dukungan orang tua dari kampung halaman. Senada dengan Rahimatus, Madinatul mengaku sudah mempersiapkan diri bersama tim untuk MTQ Nasional sejak 4 bulan terakhir. Ia berterima kasih kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Provinsi Jatim yang telah membekali dengan pelatihan dan fasilitas sehingga mereka mampu menjadi yang terbaik di ajang MTQ Nasional.

Kontingen Jatim di cabang fahmil Quran menjadi juara setelah mendapatkan nilai 1.170. Mereka unggul dari Banten dengan nilai 920 dan Babel 565.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement