Kamis 08 Mar 2018 11:41 WIB

Laila Neale, Menggapai Islam Bersama Si Buah Hati

Keputusannya menjadi seorang Muslimah baru muncul saat menginjak usia dewasa.

Mualaf
Foto: Onislam.net
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Semakin banyak belajar tentang Islam, Neale kian menyadari bahwa agama Allah SWT itu memang masuk akal baginya. Sejatinya, hidayah Islam mulai menghampiri Laila Neale belasan tahun yang silam. Ketika itu, usianya masih sangat belia. Keputusannya menjadi seorang Muslimah baru muncul saat menginjak usia dewasa.

Perempuan itu ingat betul bagaimana awalnya dia berkenalan dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tersebut. Perjalanan ruhaninya itu dia ungkapkan sendiri lewat sebuah catatan yang ditulisnya di laman I Found Islam, beberapa waktu lalu.

Neale berasal dari keluarga Kristen yang bermukim di Kota Crawley, West Sussex, Inggris. Namun, dia tidak lagi tinggal bersama orang tuanya sejak umur 13 tahun. “Keluargaku memiliki banyak masalah dalam soal hubungan. Ini menjadi salah satu alasan aku meninggalkan rumah dan kemudian menjadi penghuni panti sosial anak,” tutur Neale membuka kisah.

Kurang mendapatkan kasih sayang orang tua, Neale pun menjadi sangat nakal. Ketika usianya menginjak 15 tahun, dia diusir dari panti akibat kenakalannya. Mulai saat itu, Neale tidak lagi punya tempat untuk bernaung. “Untungnya, aku punya sahabat baik. Dia seorang Muslim. Dialah yang membantuku memberi tempat tinggal di sebuah rumah kontrakan,” ungkapnya.

Dari temannya itulah, Neale mulai berkenalan dengan Islam. Menurut pengakuannya, semakin banyak belajar tentang Islam, semakin dia menyadari bahwa agama Allah SWT itu memang masuk akal baginya. Neale pun mulai mempertanyakan kembali ajaran Kristen yang selama ini dianutnya.

“Perlahan-lahan, aku menyadari bahwa Kekristenan tidak memberikan saya jawaban apa pun. Namun, di dalam Islam, aku selalu dapat menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan yang mengganjal di hati dan pikiranku selama ini,” ujarnya.

Meski sudah mengetahui Islam sebagai agama yang benar, namun belum lagi mau memutuskan diri menjadi Muslimah ketika itu. Seperti kebanyakan remaja di negeri Barat, dia masih ingin menjalani hidup dengan bersenang-senang. Sementara, di dalam Islam ada aturan yang mengharuskan perempuan untuk menjaga diri dan menutup aurat dari pandangan lawan jenis.

“Aturan Islam masih terasa berat bagiku pada waktu itu. Sebagai remaja, aku masih belum bisa melepaskan diri dari kesenangan duniawi,” cetusnya.

Pada tahun-tahun berikutnya, Neale mulai berusaha meresapi ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Dalam beberapa kesempatan, dia tidak lagi merasa sungkan untuk bertanya tentang Islam kepada teman-teman Muslimnya yang lain. Bahkan, dia juga sering mengunjungi perpustakaan hanya untuk mencari literatur Islam, termasuk Alquran.

“Bahkan, setelah berkeluarga, aku mencoba menanamkan nilai-nilai Islam kepada anakku. Meskipun hal itu terasa sulit karena bapak dari anakku itu adalah seorang non-Muslim dan dia tidak punya penilaian yang baik terhadap Islam maupun Muslim,” kata Neale.

Pada usianya yang ke-23 tahun, Neale akhirnya harus pindah ke kota lain. Di tempat baru tersebut,  dia bertemu dengan beberapa perempuan mualaf Inggris. Ada semacam perasaan cemburu di hati Neale selama bergaul dengan mereka. Apa pasal?

“Perempuan-perempuan itu sudah menjadi Muslimah dalam arti sesungguhnya. Sementara aku, hingga saat itu belum juga memiliki keberanian untuk mengucapkan syahadat,” kenangnya.

Neale pun akhirnya membuat keputusan yang paling penting dalam hidupnya. Setelah melalui perenungan yang panjang, pada 16 Agustus 2008, perempuan itu akhirnya mengikrarkan dua kalimat syahadat di Masjid East London.
 
“Alhamdulillah. Setelah mengucapkan Syahadat, aku benar-benar merasa menjadi diriku sendiri. Ini adalah pilihan terbaik yang pernah aku buat dalam hidupku. Allah memberiku jalan menuju kebenaran, yaitu Islam!” ujar Neale bahagia.

Hanya berselang dua bulan kemudian, tepatnya pada Oktober 2008, anak laki-laki Neale yang ketika itu masih berumur enam tahun juga mengikuti langkah sang ibu menjadi seorang Muslim. “Anakku itu tahu persis apa yang dia inginkan. Dia pun ingin namanya diubah menjadi Ahmed Muhammad Neale. Sekarang, dia rajin membaca Alquran setiap hari,” kata Neale lagi.

Semoga Allah SWT senantiasa merahmati ibu dan anak tersebut dalam nikmat Islam.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement