Rabu 19 Aug 2015 00:10 WIB

Anak Keluarga Pendeta Masuk Islam dalam Parade Tauhid

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Pimpinan Pesantren An-Naba Center, KH Syamsul Arifin Nababan saat membimbing mualaf bersyahadat.
Foto: Pesantren Mualaf An-Naba Center
Pimpinan Pesantren An-Naba Center, KH Syamsul Arifin Nababan saat membimbing mualaf bersyahadat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – ParadeTauhid Indonesia yang digelar Ahad (16/8) kemarin telah mengubah jalan hidup seorang non-Muslim. Steven Indra Wibowo dari Mualaf Centre Indonesia membenarkan dirinya telah mengislamkan seorang pemuda Protestan dalam Parade Tauhid di Gelora Bung Karno, Senayan.

“Dia peserta jogging,” kata Indra kepada Republika, Selasa (18/8).

Steven mengisahkan, layaknya hari biasa, setiap Ahad, Senayan ramai dijadikan tempat jogging oleh warga Jakarta. Bowie (25 tahun), nama mualaf tersebut, pagi itu tengah jogging di arena belakang panggung Parade Tauhid.

Ia heran menyaksikan ratusan ribu umat Islam berkumpul. Steven kebetulan berada di sana. Waktu itu, ia mengaku sedang memperbaiki drone yang digunakan untuk meliput acara Parade Tauhid. Setelah para peserta parade berangkat, Bowie menghampirinya dan bertanya-tanya.

Keduanya berkenalan dan ngobrol beberapa hal selama kurang lebih satu jam. Termasuk, dia bertanya kenapa bukan orang Islam saja yang masuk Kristen. Ia berargumen, dalam Alquran juga disebutkan kalau nabi Isa akan turun lagi untuk menyelamatkan. Bahkan, kata Bowie, nabi Isa lebih banyak disebut dibandingkan Muhammad di dalam Alquran.

“Saya bilang, ya itu Alquran. Kamu kan bukan Islam, ngapain kamu pakai Alquran untuk jadi pedoman kamu. Kalau kamu percaya bahwa Yesus (Nabi Isa) menyelamatkan kembali seperti di Alquran kamu harus masuk Islam, maka kamu akan diselamatkan,” kata Steven, mengisahkan jawabannya kepada Bowie. Ia mengaku sudah biasa menghadapi hal seperti itu di lapangan.

Sebelum bersyahadat, tutur Steven, Bowie sempat ragu. Lantaran, keluarganya pendeta di Malang sehingga dapat dipastikan akan timbul protes dari keluarga. Ketua Mualaf Centre Indonesia itu meyakinkan, kalau sudah ada niat masuk Islam, akan belajar seiring waktu.

Setelah berdiskusi panjang lebar, Bowie akhirnya memutuskan untuk berislam. “Syahadatnya juga di samping panggung parade,” kata Steven. Beberapa orang dari Mualaf Center Indonesia menjadi saksi prosesi syahadat Bowie.

Meski, kata Steven, keislaman Bowie masih sembunyi-sembunyi karena masalah keluarga. Steven menambahkan, pihaknya sudah mulai melakukan follow-up dengan tim Mualaf Center di Jakarta Barat. Mereka mengajari Bowie cara sholat dan belajar membaca Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement