Jumat 01 May 2015 09:02 WIB

Gairah Hidup Hilang, Lacey Tourney pun Menjadi Mualaf (1)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Indah Wulandari
Lacey Tourney
Foto: hayatimagazine
Lacey Tourney

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Lacey Tourney (25 tahun) dibesarkan dalam keluarga Katolik Roma. Hingga remaja, ia rutin pergi ke gereja. Perempuan asal Kanada itu juga merayakan semua hari-hari besar Nasrani setiap tahunnya, seperti Natal dan Paskah.

Akan tetapi, saat beranjak dewasa, Tourney mulai mempertanyakan kembali keimanan yang ia anut sejak kecil.

“Ketika usiaku semakin bertambah, aku kehilangan gairah terhadap agama (Kristen). Aku tidak lagi punya keinginan untuk pergi ke gereja. Meskipun demikian, aku tetap meyakini keberadaan Tuhan,” ujar Tourney seperti dikutip dari Leader Post.

Perubahan besar dalam kehidupan Tourney bermula tatkala ia duduk di bangku universitas. Pada tahun pertama menjadi mahasiswa, ia mulai menjalin hubungan pertemanan dengan sejumlah penganut Islam.

Ketika itu, belum banyak yang ia ketahui tentang Islam. Namun, rasa penasaran mendorong dirinya untuk menggali agama ini lebih dalam lagi. Berangkat dari rasa ingin tahu tersebut, Tourney lantas mengambil kuliah khusus tentang studi-studi agama Timur Tengah di kampusnya, Universitas Regina, Kanada.

Sejak itu, keinginannya untuk meneliti ajaran-ajaran Islam semakin bertambah. Dia bahkan rela menghabiskan waktu berjam-jam berdiskusi dengan teman-teman Muslimnya hanya untuk mempelajari tata cara hidup dalam Islam.

Setelah beberapa kali melakukan diskusi, Tourney akhirnya berkesimpulan bahwa apa yang dikatakan teman-teman Muslimnya itu semuanya masuk akal.

“Islam benar-benar berbeda dibandingkan dengan agama-agama lain. Aku bahkan tidak pernah tahu sebelumnya, ada agama yang masuk akal seperti Islam,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement