Senin 13 Oct 2014 14:24 WIB

Usai Bersyahadat, ini Dua Nasihat untuk Mualaf

Mualaf (ilustrasi)
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Amy Klooz, mengakui tidak mudah bagi mualaf dengan identitas barunya. Namun, berdasarkan pengalamannya ada cara guna mengatasi tantangan itu.

"Saya pernah mengalami itu. Namun, kunci adaptasi itu terletak pada fokus berdoa, membaca Alquran, menjaga hubungan sosial baik dengan umat Islam maupun keluarga," ucap dia seperti dilansir onislam.netm, Senin (13/10).

Langkah pertama, kata Amy, setiap mualaf tentu merasa kehilangan namun ingatlah, apa hal yang pertama kali membuat mualaf bersyahadat.

"Saat itu, saya menghabiskan waktu belajar tentang Islam, membaca Alquran. Lalu saya menjaga keyakinan hati bahwa Islam adalah agama yang benar, ketika saya merasakan iman melemah maka saya kembali mengingat lagi alasan saya mengucapkan syahadat," kata dia.

Dari pengalamannya pula, Amy mulai memahami mengapa penting membaca Alquran. "Islam memberi kita Alquran dan Hadist untuk meningkatkan dan memperkuat iman ketika jatuh terpuruk," kata dia.

"Anda tahu, Rasulullah ketika menghadapi kesulitan luar biasa ketika berdakwah, dan melalui masa sulit turunlah Alquran untuk menghiburnya. Ini tentu berlaku untuk kita juga. Jika Anda tidak bisa membaca dalam bahasa Arab, maka bacalah terjemahannya. Jangan biarkan setan menempatkan penghalang antara Anda dan Alquran."

Langkah kedua, lanjut Ami, penting untuk berinteraksi dengan umat Islam. Satu lingkungan yang memberikan informasi yang mungkin belum diketahui mualaf. "Sewaktu tahun pertama sebagai Muslim, saya menghadiri banyak pengajian dan pertemuan di masjid. Intinya, Anda tidak sendirian. Banyak saudara Anda yang akan membantu membimbing dan memotivasi Anda," ucap dia.

Selain umat Islam, kata Amy, menjalin hubungan dengan keluarga juga sangat penting. Meski berbeda keyakinan, janganlah memutus hubungan itu. "Kita tidak boleh menyerah guna menjaga cinta dan hormat, terlepas bagaimana mereka memperlakukan kita," ucap dia.

Amy juga sempat merasakan betapa beratnya hubungan antara dirinya dan orang tua. Namun, Amy berusaha keras merajut kembali hubungan yang buruk. Apalagi, dalam kepercayaan barunya itu memerintahkannya untuk menghormati keluarga, utamanya orang tua.

"Ini dua nasihat saya. Yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat, Insya Allah," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement