Rabu 29 Oct 2014 15:34 WIB

Pemimpin yang tak Haus Jabatan (2)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Umar bin Abdul Azis menjadi teladan yang disegani pada masanya.
Foto: Artwallpaper.eu/ca
Umar bin Abdul Azis menjadi teladan yang disegani pada masanya.

REPUBLIKA.CO.ID, Di detik-detik itulah, kemudian atas kehendak Allah SWT nama Umar bin Abd al-Aziz mengemuka.

"Bagaimana menurutmu sosok Umar?" tanya Sulaiman kepada Raja'.

Siapa yang tak kenal sosok Umar bin Abd al-Aziz? Semua mengakui kredibilitasnya dan integritasnya. Tak terkecuali bagi kalangan cendekiawan seperti Raja'.

"Demi Allah, yang aku tahu bahwa dia adalah laki-laki yang utama, Muslim pilihan," ungkapnya. Akhirnya, jatuhlah pilihan ke sosok yang lahir di Madinah tersebut.

Sebelum wafat pada 99 H, akhirnya Sulaiman memutuskan untuk menulis wasiat dengan tangannya sendiri. Redaksi wasiat itu berbunyi: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah surat wasiat Sulaiman bin Abd al-Malik, Amirul Mukminin, untuk Umar bin Abd al-Aziz.”

“Sesungguhnya aku menyerahkan jabatan khalifah kepadanya sesudahku, dan sesudahnya kepada Yazid bin Abd al-Malik. Dengarkanlah dan taatilah, bertakwalah kepada Allah, janganlah berselisih, karena musuh-musuh kalian akan berharap mengalahkan kalian.”

Lalu Sulaiman menstempel surat tersebut dan menyerahkan pada Raja'. Sebelum Sulaiman wafat, ia berpesan kepada keluarganya agar menaati surat wasiat yang telah ia tulis.

Akan tetapi, mendengar isi surat tersebut, Umar justru terkejut bukan kepalang. Ia bahkan mencoba menolak wasiat itu karena ia bukan sosok yang haus jabatan. Di atas mimbar, di hadapan segenap warga, ia bertutur, “Jamaah sekalian, sesungguhnya aku telah diuji dengan perkara ini, tanpa dimintai pendapat, tidak pernah ditanya dan tidak pula ada musyawarah dengan kaum muslimin. Aku telah membatalkan baiat untukku. Sekarang pilihlah seseorang untuk memimpin kalian."

Namun orang-orang serentak menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, kami telah memilihmu, kami menerimamu, silakan pimpin kami dengan kebaikan dan keberkahan."

Saat itulah Umar sadar dirinya tak bisa menghindar dari tanggung jawab sebagai khalifah. Ia diangkat sebagai khalifah pada Jumat 11 Shafar 99 H. Selama masa pemerintahannya, 717 - 720 M, ia sukses mencatat segudang prestasi, di antaranya pemerataan kesejahteraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement