Sabtu 29 Mar 2014 19:19 WIB

Lengkungan dalam Arsitektur Islam (3-habis)

Lengkung tapal kuda di Masjid Uqba, Kairouan, Tunisia.
Foto: Wikipedia.org
Lengkung tapal kuda di Masjid Uqba, Kairouan, Tunisia.

Oleh: Ani Nursalikah     

Lengkungan berpotongan mampu menciptakan bangunan yang lebih besar karena penambahan lengkungan kedua di atas lengkungan pertama dan seterusnya. Lengkungan jenis ini bisa dilihat di Masjid Agung Cordoba.

Ketiga, lengkungan runcing. Keuntungan utama menggunakan lengkungan runcing adalah ia berpusat pada daya topang kubah pada area vertikal yang sempit. Lengkungan ini biasa ditemukan pada arsitektur Gothik Eropa.

Artinya, dinding bisa terlihat lebih ringan, tapi mampu menopang kubah yang lebih besar dibandingkan lengkungan semilingkaran.

Keuntungan lain lengkungan jenis ini adalah pengurangan fondasi lateral kubah dan memungkinkan dibuat lengkungan pada kubah sehingga cocok untuk membuat bangunan di lahan manapun.

Banyak orang berpikir lengkungan runcing adalah penemuan bangsa Eropa yang mencoba menemukan solusi pada kubah Romanesque. n ed: chairul akhmad

Penyebaran lengkungan runcing

Desain lengkungan runcing datang ke Eropa dari Kairo melalui Sisilia. Ia dibawa para pedagang. Lengkungan runcing juga bisa dilihat pada Masjid Ibnu Tulun di Kairo.

Di Eropa pertama kali digunakan pada Abbey of Monte Cassiona pada 1071 M. Pada abad ke-11, Monte Cassino menjadi tempat peristirahatan ilmuwan Kristen Tunisia.

Lengkungan runcing kemudian menyebar ke utara ketika kepala biarawan St Hugh dari Prancis mengunjungi Monte Cassino pada 1083 M. Lima tahun kemudian, pembangunan Gereja Cluny dimulai. Gereja ini mempunyai 150 lengkungan runcing di lorongnya.

Adanya lengkungan runcing yang diadopsi pada dua gereja paling berpengaruh di Eropa menginspirasi gereja lain untuk menggunakannya. Dengan cepat, lengkungan gaya ini menyebar di seluruh Prancis, lalu ke Jerman pada pertengahan abad ke-12.

Di Inggris juga banyak bangunan yang menerapkan lengkungan ini, sebagian besar adalah tempat ibadah.

Lengkungan ogee juga dikenal dengan lengkungan Gothik di Eropa. Lengkungan ini sangat elegan dan pengembangan yang lebih gaya dari lengkungan runcing. Kurva lengkungan ini dibentuk dari dua huruf “S” saling berhadapan dan kebanyakan dibuat sebagai hiasan.

Lengkungan jenis ini berkembang di kalangan Muslim India, lalu mencapai Eropa pada abad ke-14. Lengkungan ini kemudian sangat populer pada abad ke-16 dan dipakai pada bangunan di Venesia, Inggris, dan Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement