REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut ajaran Islam, menyambung hubungan dengan kerabat atau orang-orang yang mempunyai pertalian keluarga dengan kita adalah bagian dari ibadah. Kegiatan yang dalam istilah lainnya juga dikenal dengan silaturahim ini bahkan disebut-sebut sebagai penyebab bertambahnya rezeki dan diberkahinya umur seseorang.
Dalam satu riwayat dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hedaklah ia bersilaturahim." (HR mutta faq alaih).
Ustaz Khalid Basalamah mengatakan, jika ditinjau dari sisi hukum Islam, kerabat itu terdiri atas dua macam. Yang pertama disebut mahram atau orang-orang yang haram untuk dinikahi. Beberapa contoh kerabat yang masuk dalam kategori mahram adalah ibu, ayah, anak kandung, saudara kandung, anak dari saudara kandung, saudara sesusuan, mertua, saudara kan dung ayah, saudara kandung ibu, kakek, dan nenek. Semen tara, yang kedua adalah kerabat yang bu kan mahram. Con tohnya adalah sepupu, adik ipar/kakak ipar, dan saudara dari mertua.
Dijelaskannya, menjaga silaturahim dengan para kerabat (baik mahram atau bukan) termasuk amalan yang utama menurut ajaran Islam. "Bahkan, mereka (para kerabat) itu harus kita dahulukan da lam segala hal dibandingkan dengan kaum Muslim lainnya," ujarnya saat meng isi kajian Islam yang digelar komunitas Maa Haa Dzaa di Masjid al-Ikhlas Kompleks Karang Tengah Permai Cile dug, Tangerang, Banten, November lalu.
Khalid mengungkapkan, jika seseorang memberi sedekah kepada orang lain yang bukan kerabatnya, ia akan mendapatkan satu pahala dari Allah SWT, yaitu pahala sedekah. Sementara, jika orang itu mendahulukan memberi se dekah kepada kerabatnya dibanding kan dengan orang lain, ia akan mendapat dua pahala sekaligus, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahim. Rasulul lah bersabda, "Sedekah kepada orang miskin adalah sedekah biasa, sedangkan sedekah kepada orang yang memiliki hubungan rahim (kerabat) adalah dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahim." (HR an-Nasai).