Rabu 06 Dec 2017 16:06 WIB

Komisi Dakwah MUI Undang Produsen Acara Religi TV

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menindaklanjuti kejadian kesalahan penulisan ayat Alquran dalam sebuah tayangan di salah satu media televisi nasional. Dalam waktu dekat, Komisi Dakwah MUI berencana akan bertemu produsen-produsen cara religi di televisi. Juga akan membuka akademi dakwah pada 2018 mendatang.

Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, agar di setiap acara religi ada tim ahli. Tim ahli itu seperti dewan pembimbing syariah. Yang sudah melakukan ini adalah program acara Khazanah di Trans TV, di acara tersebut ada tim ahli lulusan dari Mesir. Juga ada tim dari luar yang mengkoreksi tema-tema acaranya.

"Produsen ada tim internal yang memang menyiapkan, tapi untuk mengkoreksi benar dan tidaknya, manfaat, dan tidaknya dari tema itu bisa dari tim expert (ahli) dari luar, tim pembimbing syariahnya," kata KH Cholil kepada Republika.co.id, Rabu (6/12).

Komisi Dakwah MUI juga akan mengusulkan kepada Kementerian Agama dan Komisi Penyiaran Indonesia. Apakah memungkinkan orang-orang yang bisa mengisi ceramah di televisi adalah orang yang sudah mendapatkan rekomendasi dari lembaga kredibel atau bisa dipercaya. Jadi, tidak semua orang bisa mengisi acara di televisi.

"Biasanya, orang-orang yang ngisi (acara) tidak benar itu, tidak jelas dari mana organisasinya, dari mana kelompoknya. Kita ingin ada rekomendasi umpamanya dari UIN, umpamanya dari MUI, dari NU, dari Muhammadiyah," ujarnya.

Menurut Cholil, orang yang mendapatkan rekomendasi tidak mungkin sembarangan. Sehingga yang memberikan rekomendasi juga bertanggung jawab terhadap orang yang direkomendasikannya. Dikatakannya, bila tidak ada aturan seperti ini akan menjadi liar, siapa saja bisa dipanggil ke televisi.

Selain itu, dikatakan Cholil, Komisi Dakwah MUI akan menyiapkan kader melalui akademi dakwah yang Insya Allah akan dimulai pada Maret 2018. Akademi dakwah untuk menyiapkan dai-dai secara strata level mulai dari level basic, intermediate, hingga advanced.

"Ini program komisi dakwah, untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi dari dai. Mereka yang memenuhi kualifikasi boleh ikut (akademi dakwah) terbuka untuk umum," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement