Jumat 17 Nov 2017 16:17 WIB

Dapat Ancaman, Diskusi Islam di Sekolah AS Batal

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Aksi simpatik Muslim di Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: Youtube
Aksi simpatik Muslim di Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CONNECTICUT -- Sebuah sekolah dilaporkan telah membatalkan rencana presentasi tentang Islam setelah seorang guru yang mengatur acara tersebut mendapatkan ancaman. Guru di Northeastern Middle School di Bristol, Connecticut, telah mengundang seorang wanita Muslim setempat untuk berbicara tentang imannya dan mengirim pesan kepada orang tua yang menginformasikan mereka tentang kegiatan tersebut.

Surat tersebut, yang diposkan secara online, memperkenalkan pembicara tersebut sebagai penduduk asli New York City yang tinggal di Connecticut dan telah mendirikan sebuah organisasi yang ditujukan untuk pemberdayaan wanita Muslim.

"Presentasi ini akan memperkaya kurikulum kami tentang sejarah dunia," kata surat tersebut. Namun acara tersebut dibatalkan setelah guru tersebut mendapat ancaman, dilansir dari Independent, Jumat (17/11).

"Ada beberapa masalah keamanan karena ancaman terhadap guru yang menyelenggarakan acara tersebut," kata Wali Kota Bristol Ellen Zoppo-Sass.

Inspektur Bristol Public Schools, Susan Kalt Moreau mengatakan, meskipun pembatalan tersebut ada curahan dukungan untuk membawa pembicara ke dalam mendukung kurikulum kami yang mencakup agama-agama dunia. Moreau menambahkan bahwa dia berharap untuk mempertemukan diskusi panel yang menampilkan perwakilan dari berbagai agama.

Ketua cabang Council on American-Islamic Relations 'Connecticut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia memiliki diskusi positif dengan Moreau, namun menyayangkan Bristol Public Schools yang tampaknya tunduk pada tekanan publik dengan cara ini.

"Membatalkan pembicara secara terang-terangan memberi semangat kepada individu dan organisasi di Bristol yang Islamofobia dan Anti-Semit," kata Farhan Menon. "Ini merugikan siswa Bristol dan masyarakat secara keseluruhan yang perlu belajar tentang pluralisme dan keragaman Amerika."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement