Selasa 26 Sep 2017 15:31 WIB

Para Pendiri Bangsa Rajut Keragaman dengan Nilai-Nilai Agama

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi narasumber pada seminar kebangsaan di Bali
Foto: dok. Kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi narasumber pada seminar kebangsaan di Bali

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Para pendahulu pendiri bangsa Indonesia sudah dengan baik merajut dan merangkai keberagaman dengan nilai-nilai agama. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius, apapun etnis, agama, budaya, dan di manapun tinggal di penjuru Indonesia, kita semua sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

“Kita bersyukur kepada pendiri bangsa dengan kearifannya mampu melahirkan, mewujudkan, dan merangkai keberagaman. Sehingga, eksistensi bangsa ini tetap bisa dijaga dan dipelihara, dan bisa kita dikembangkan di masa mendatang," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat tampil menjadi narasumber (narsum) Seminar Kebangsaan yang mengetengahkan tema "Lembaga Perguruan Tinggi sebagai Benteng Pancasila dan NKRI" di Bali (25/9).

Dalam paparannya, Lukman menyampaikan, bahwa bumi Indonesia merupakan bumi yang agamis. Tidak hanya kebangsaan yang merajut bangsa dan merangkai kemajemukan, tapi agama diposisikan seperti itu (sebagai perajut).

“Inilah bangsa yang sangat religius, apapun etnis, agama, budaya dan tempat wilayah kita tinggal, semua kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama," katanya.

“Hasil galian Bung Karno (Pancasila) adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari nilai-niali agama, ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Agama cukup mewarnai konstitusi itu," ujarnya.

Dalam pandangan Lukman, tidak ada negara di dunia ini, yang ketika dilantik sebagai pejabat, mengawali masa jabatannya dengan bersumpah dan menyebut nama Tuhan. Bahkan, dalam peradilan kita juga, tidak hanya peradilan umum dan militer, tapi di Indonesia ada namanya peradilan agama, bahkan UUD 1945 sarat dengan nilai-nilai agama.

Dalam konteks ini, tantangan bangsa kedepan yang dihadapi tidak sederhana, disamping globalisasi juga perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sekarang, kita pun telah menjadi warga dunia, dan masuk dalam era digital.

Dalam kesempatan tersebut, Menag menyampaikan upaya Kementerian Agama dalam menjaga dan memelihara nilai-nilai kebangsaan. Menurutnya, Kementerian Agama saat ini terus mengembangkan sejumlah program, seperti penguatan peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), membuat Rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat Beragama (RUU PUB), seminar-seminar wawasan kebangsaan dan sejumlah program lainnya.

Tampak hadir juga sebagai narasumber Kapolri Tito Karnavian, Kepala UKP PIP Yudi Latief, dan Tokoh Agama Buya Syafii Maarif

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement