Ahad 30 Apr 2017 20:38 WIB

Wakil Rais Aam NU Jelaskan Alasan Maraknya Penolakan HTI

Halaqah Ulama NU di Kalbar
Foto: dok istimewa
Halaqah Ulama NU di Kalbar

REPUBLIKA.CO.ID, KUBURAYA— Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Achyar mengungkapkan maraknya penolakan-penolakan terhadap kelompok transnasional seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Wahabi, Syiah, termasuk Jaulah. 

"Kalau kita runut, kelompok ini adalah kelompok khawarij. Karena mereka menolak mazhab," ujar dia saat Halaqah Alim Ulama NU yang digelar PWNU Kalimantan Barat di Ponpes Darul Ulum, Kuburaya, Ahad (30/4) dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id.  

Kiai Miftah menilai penolakan tersebut adalah wajar. Ini mengingat kelompok-kelompok tersebut melawan tradisi dan mazhab di Indonesia. “Ingin membentuk mazhab dan akidah baru, jadi wajar ditolak," katanya. 

Lebih lanjut, kata Kiai Miftach, penolakan terhadap kelompok transnasional ini semakin mengental, lantaran kelompok tersebut juga ingin  mengubah dasar negara RI. Dia mengingatkan warga NU agar tidak terseret dalam arus gerakan-gerakan tersebut.  

Dia juga mengkritik metode dakwah Front Pembela Islam yang identik dengan kekerasan. Menurutnya, meski amar makruf nahi munkar perlu diupayakan, tapi harus lebih santun.  

"Ini kritik saya terhadap FPI,” papar dia. 

Kiai Miftach juga menyesalkan para pengurus  FPI yang kurang selektif dalam rekruitmen anggotanya. Sehingga banyak anggota yang masuk berlatarbelakang dendam dan menunggangi gerakan-gerakan FPI. 

"Jadi banyak anggota FPI berlatar belakang tidak jelas. Sehingga malah menunggangi dan merusak citra FPI," ujarnya. Kendati demikian, Kiai Miftah mengakui bahwa secara praktik ibadah dan akidah, FPI serupa dengan NU. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement