Jumat 23 Sep 2016 14:03 WIB

Organisasi Akreditasi Halal Internasional Dibentuk

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Tanda halal untuk penjualan daging halal di Coffs Harbour.
Foto: abc
Tanda halal untuk penjualan daging halal di Coffs Harbour.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) kian mendekati ambisinya menjadi pusat akreditasi halal global. Padar halal global sendiri diprediksi akan mencapai 2,6 triliun dolar AS pada 2020.

Dimunculkannya Kantor Sekretariat Jenderal Forum Akreditasi Halal Internasional (IHAF) di Dubai makin mendekatkan UEA untuk menciptakan jejaring akreditasi halal internasional pertama. IHAF sendiri tengah dalam tahap finalisasi draf aturan hukum pembentukkannya sebagai organisasi melalui sidang umum pada November mendatang.

Usai pengesahan legal, IHAF will akan memperluas kerja sama multi lateralnya dengan negara-negara utama pengekspor pangan halal. IHAF dibentuk oleh 10 anggota termasuk Pusat Akreditasi Dubai, Otoritas Standardisasi dan Metrologi Emirat, Asosiasi Akreditasi Laboratorium Amerika, Dewan Akreditasi Nasional Pakistan, Badan Akreditasi Nasional Spanyol, Pusat Akreditasi GCC, Komite Akreditasi Saudi, Badan Akreditasi Inggri, Sistem Akreditasi Bersama Australia dan Selandia Baru, serta Dewan Akreditasi Nasional Mesir.

''Tingkat pertumbuhan industri halal mengindikasikan bahwa pada 2030 industri ini bisa jadi industri terbesar dunia,'' kata Sekretaris Jenderal IHAF, Mohamed Saleh Badri, seperti dikutip The National baru-baru ini.

Meski standar dan proses halal didasarkan pada prinsip universalitas dan ajaran Islam, industri halal belum jadi penentu dan belum ada satu logo halal yang jadi acuan semua.

''Ada lebih dari 100 logo halal di seluruh dunia. Misi IHAF adalah untuk menyatukan kriteria dan praktik halal serta menciptakan kesepakatan global antar otoritas yang akan memudahkan aliran produk halal antara negara. Dengan begitu, konsumen produk halal bisa lebih percaya,'' tutur Badri.

Berdasarkan hasil riset Reuters, belanja Muslim global untuk pangan saja mencapai 1,2 triliun dolar AS pada 2014 dan diprediksi akan mencapai 1,58 triliun dolar AS pada 2020. Pasar halal global dan sektor gaya hidup halal termasuk wisata, fashion, media dan rekreasi, obat-obatan, serta kosmetik mencapai 1,8 triliun dolar AS pada 2014. Nilainya diproyeksikan akan naik menjadi 2,6 triliun dolar AS pada 2020.

Sektor halal global menghadapi tantangan struktural dan operasional di level regulasi, standardisasi, kesesuaian, integrasi rantai pasok, inovasi, riset dan pengembangan, eduksi konsumen dan kesadaran.

''Walau penuh tantangan, tingkat pertumbuhan produk dan jasa halal tumbuh signifikan,'' kata Badri.

Karena itu, lanjut Badri, saat ini adalah waktu yang tepat di antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk terlibat. Sebab menciptakan standar yang diterima semua adalah soal waktu.

IHAF adalah organisasi mandiri dan menjalankan mandat jejaring badan akreditasi non pemerintah di masing-masing kawasan. Organisasi ini didorong tujuan melindungi konsumen halal, memfasilitasi perdagangan internasional dan membentuk landasan kokoh industri halal global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement