Selasa 19 Jan 2016 08:00 WIB

100 Mualaf Pedalaman Papua Dikhitan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Khitanan (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Khitanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Islamic Medical Service (IMS) menggelar serangkaian kegiatan sosial di pedalaman Papua, Sabtu (16/1) dan Ahad (17/1) lalu. Kegiatan sosial yang diselenggarakan di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Sorong ini meliputi penyuluhan kesehatan, pengobatan, dan khitanan massal bagi para mualaf.

Ketua Tim IMS dr Syaifuddin Hamid mengatakan, untuk khitanan massal, peserta yang mengikuti acara ini sebanyak 100 mualaf. Terdiri atas 20 mualaf dewasa serta 80 mualaf usia anak-anak dan remaja.

"Meski bukan liburan sekolah, antusiasme peserta dan orang tua untuk mengkhitankan anak-anaknya cukup tinggi. Padahal, tempat tinggal sebagian besar peserta jaraknya lumayan jauh," ujar Syaifuddin dalam siaran persnya, semalam.

Saat prosesi khitan berlangsung, sesekali terdengar suara tangis para peserta anak-anak yang menahan sakit. Kepada seluruh peserta, tim medis IMS tidak lupa memberi arahan tentang manfaat khitan serta perawatan kesehatan pascakhitan agar tidak terjadi infeksi.

Thomas (40 tahun), seorang mualaf penerima manfaat khitan massal, bersyukur dengan kegiatan sosial ini. "Alhamdulillah, ada saudara kami yang belum pernah berjumpa dengan kami, tapi peduli dengan kesehatan kami di sini," kata Thomas.

Pada khitanan massal ini, IMS bekerja sama dengan Badan Pengelola Zakat Infaq Sedekah (BPZIZ) Bank Mandiri. Selain dikhitan secara cuma-cuma, setiap peserta memperolah bingkisan alat shalat serta uang saku. 

Selain Papua, IMS yang merupakan lembaga kesehatan nasional milik ormas Islam Hidayatullah ini dalam waktu dekat juga akan melakukan khitanan massal mualaf di Kepualaun Mentawai, Sumatra Barat. Menurut Humas IMS, Imron Faizin, IMS memang tengah fokus pada program khitanan massal mualaf. 

Dia mengatakan, banyak para mualaf dhuafa yang tersebar di Indonesia yang belum dikhitan. Setelah masuk Islam, tentu khitan adalah hal yang wajib dilakukan. Sementara, belum banyak lembaga sosial yang menggarap program khitan untuk para mualaf ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement