Senin 03 Aug 2015 09:15 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Ketua Bidang Ekonomi MUI: NU dan Muhammadiyah Harus Bersatu

Rep: C94/ Red: Ilham
Bendahara Muhammadiyah Anwar Abbas.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Bendahara Muhammadiyah Anwar Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat, Anwar Abbas mengatakan, Organisasi Masyarakat Islam, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah harus lebih keras lagi untuk meningkatkan peran dan keterlibatannya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia.

"NU dan Muhammadiyah harus bersatu dan secara bersama-sama mengisi elit-elit strategis yang ada di negeri ini, bukan hanya untuk kepentingat umat saja, tetapi juga adalah untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya kepada Republika, Senin (3/8).

Anwar menyebutkan, terdapat 10 posisi elit strategis yang harus menjadi perhatian utama dua Ormas Islam terbesar itu. Posis tersebut yaitu elit strategis ulama, politisi, cendekiawan, pengusaha, profesional, pendidik, pekerja sosial, budayawan, birokrat, dan TNI Polri.

Meski begitu, dia menegaskan, sudah banyak kader-kader mereka mengisi 10 posisi elit strategis kecuali satu, yaitu di posisi elit pengusaha. "Dari 10 orang terkaya di Indonesia hanya satu orang yang seorang muslim (beragama Islam). Padahal jumlah umat Islam menurut data yang ada 88 persen," ungkapnya.

Menurutnya, kondisi demikian merupakan sebuah anomali di mana yang mayoritas punya sedikit pengusaha dan minoriras punya banyak pengusaha.

Padahal, Anwar melanjurkan, elit pengusaha ini sangat strategis karena dengan harta dan kekayaannya dia bisa berbuat banyak bagi memajukan dan menyukseskan kepentingannya. Hal itu baik dalam bidang politik, sosial, dan budaya. Bahkan, untuk kepentingan memajukan agamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement