Jumat 31 Jul 2015 18:11 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Tiga Trisula Baru Gerakan Muhammadiyah

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Warga melintas di depan spanduk penyambutan peserta Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad  (26/7).
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Warga melintas di depan spanduk penyambutan peserta Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki abad kedua Muhammadiyah, mantan Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y. Thohari melontarkan gagasan trisula baru gerakan Muhammadiyah. Trisula baru tersebut meliputi pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana, dan gerakan zakat.

“Muhammadiyah pada abad kedua ini mencanangkan gerakan baru yang disebut trisula baru gerakan Muhammadiyah,” kata Hajriyanto kepada ROL, Kamis (30/7) malam.

Ia mengungkapkan, abad pertama Muhammadiyah telah berhasil dengan gemilang menampilkan dirinya mengawal pencapaian tujuan nasional. Selama ini Muhammadiyah dikenal lewat tiga trisula, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial.

Menurut dia, ketiga trisula lama ini harus terus berjalan karena sudah lepas landas. Yang diperlukan tinggal meningkatkan kualitas lembaga-lembaga tersebut menjadi center of excellent. Kini memasuki abad kedua, tambahnya, Muhammadiyah harus keluar dari sekat-sekat nasionalisme lewat tiga trisula baru.

Hajriyanto menjelaskan, ketiga trisula baru tersebut meliputi MDMC (Muhammadiyah Management Disaster Center), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Lazismu. Ketiganya merupakan sebuah gerakan yang tersistem sebagai Muhammadiyah aids, relief, dan disaster management.

Politisi Golkar ini menguraikan, sektor pemberdayaan masyarakat (MPM) merupakan wilayah garapan baru yang belum dioptimalkan pada abad pertama Muhamadiyah. Adapun, MDMC bergerak di bidang kemanusiaan baik tingkat nasional maupun internasional. Lazismu menjadi motor penggerak dua aktivitas lembaga di atas.

“Pimpinan Muhammadiyah yang akan datang harus mampu melihat peta ke depan itu,” tegas dia. Jika disederhanakan, kata Hajriyanto lagi, fokus gerakan Muhammadiyah ke depan meliputi dua hal, yaitu kemandirian ekonomi dan Muhammadiyah go internasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement