Senin 06 Jul 2015 02:42 WIB

Lewat Film, Muslimah Inggris Tolak Diskriminasi Penggunaan Niqab

Rep: C38/ Red: Citra Listya Rini
Muslimah mengenakan niqab (ilustrasi)
Foto: Reuters/Chris Helgren
Muslimah mengenakan niqab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON  --  Seorang Muslimah asal Inggris melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kekerasan dan diskriminasi yang dihadapi perempuan Muslimah lewat sebuah film pendek.

Joni Clarke (22 tahun), penduduk bagian tenggara London, mengambil langkah itu lantaran kerapkali mengalami perlakuan buruk akibat mengenakan niqab. Lewat film berjudul My Freedom, My Right itu, Clarke membacakan sebuah puisi tentang diskriminasi yang ia terima.

“Saya membuat video ini untuk menunjukkan satu poin penting. Saya ingin menyoroti orang-orang yang mengalami diskriminasi setiap hari, tapi jarang dibicarakan oleh media,” katanya dilansir dari The Express Tribune, Ahad (5/7).

Clarke ingin semua orang dapat diperlakukan sebagai ‘individu’. Ia mendesak orang-orang untuk berhenti menilai seseorang hanya dari tampilan luar.

Clarke masuk Islam pada usia 17 tahun dan memilih memakai niqab setelah mempelajari sejarah Islam. Ia membaca tentang perempuan dari masyarakat Islam periode awal. Clarke mendapati banyak sahabat Rasulullah memakai cadar atau niqab. Karena itu, ia mencoba mengikuti apa yang mereka lakukan.

Clarke menambahkan beberapa orang mungkin mengidolakan perempuan seperti Rihanna atau selebriti lain. Tapi baginya, ada perempuan-perempuan lain yang ia idolakan dan ingin ditiru.

Sejak mengenakan niqab, Calrk telah dihina, diancam, dan bahkan diserang di muka umum.Ketika hamil, ia pernah  diikuti seorang pria yang berteriak padanya, “Teroris, pulang!” Ia disuruh sampai beberapa kali untuk ‘kembali ke negaranya.’

Clarke menambahkan, ada banyak wanita Muslim yang menerima perlakuan buruk karena mengenakan jilbab. “Saya pernah mengalami seseorang menjentikkan puntung rokok untuk mencoba membakar niqab,” tuturnya.

Ia menciptakan film itu untuk menumbuhkan kesadaran di tengah masyarakat tentang penderitaan perempuan Muslim, sekaligus meringankan penderitaan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement