REPUBLIKA.CO.ID, Tingkat pendidikan kebanyakan Muslim di Bali juga sangat baik. Apalagi, sebagian besar mereka telah mencicipi pendidikan di luar Bali sehingga mereka menerima Islam dengan sangat bijak dan tidak emosional.

Muslim di Bali pun, sepengetahuan saya, merupakaan jamaah shalat Subuh paling banyak di Indonesia.

Setiap Subuh, masjid-masjid di Bali dipenuhi oleh jamaah, lebih banyak ketimbang jumlah jamaah pada shalat Maghrib atau Jumatan.

Bagaimana interaksi mereka dengan warga setempat yang non-Muslim?

Mereka bisa dengan gampang menyatu dengan masyarakat setempat yang cenderung homogen. Sejauh ini, secara sosial hubungan umat Islam dan Hindu sangat harmonis, bahkan Wakil Gubernur Bali pun mengakui hal tersebut, misalnya, ada pura yang di dalamnya masjid.

Muslim juga ikut membangun pura. Ketika umat Islam melaksanakan shalat Jumat atau Idul Fitri, para pecalang dari agama Hindu membantu menjaga keamanan. Para anggota kepolisian dan tentara Muslim yang ada di Bali juga proaktif dalam menjaga keamanan di Bali saat ada perayaan keagamaan Hindu.

Melihat semua hal itu, saya optimis dengan dukungan yang besar Islam di Bali bisa berkembang lebih pesat. Tentunya umat Islam yang datang ke Bali pun harus turut andil untuk memperkenalkan Islam yang sesungguhnya.

Kebanyakan Muslim yang datang ke Bali hanya memikirkan dua hal, yaitu liburan dan pantai. Sementara, nilai-nilai keislaman tidak mereka tunjukkan dengan baik. Sikap ini harus diubah. Ketika berlibur di Bali, mereka harus mampu berinteraksi dengan baik dengan penduduk setempat.

Tidak hanya umat Islam di Bali, Anda yang tinggal di luar Bali pun turut bertanggung jawab atas citra Islam di Bali. Dengan demikian, Bali bisa menjadi jendela bagi Islam untuk dikenal dunia. (habis)

Ikuti Whatsapp Channel Republika