Senin 26 Sep 2016 18:01 WIB

Terwujudnya Keinginan Sultan Ustmaniyah Bangun Universitas di Beijing

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Masjid Niujie
Foto: China.org.cn
Masjid Niujie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak kunjungan perwakilan Ustmaniyah dan balasan kunjungan ulama Cina, umat Islam di Cina menggunakan halaman Masjid Niujie untuk belajar pada dua mualim Turki tersebut.

Setahun kemudian, keinginan sang sultan untuk membangun universitas di Cina terwujud. Universitas Hamidiyah (Ha midiye Univer sity) akhirnya dibuka pada 1908 di belakang Masjid Niujie, Beijing. Gedung universitas terdiri atas gedung utama dan tiga ruang kelas.

(Baca: Kisah Misi Diplomatik Ustmani ke Negeri Cina)

Sejarawan As Yang Hai Hai Peng, kepala Departemen Sejarah dan Budaya Muslim Cina, me ngatakan bahwa pembukaan Universitas Hamidiyah merupakan momen penting dalam kehidupan Muslim negeri itu. Universitas tersebut membuat Muslim Cina lebih dekat dengan Kesultanan Turki Usmani.

Pada Desember 1908, dua ulama Turki itu meninggalkan Cina dan Universitas Hamidiyah diambil alih oleh Muslim setempat. Namun, karena kurangnya tenaga pengajar, Universitas Hamidiyah akhirnya berubah menjadi sekolah dasar.

(Baca Juga: Respons Ulama Cina atas Misi Diplomatik Ustmaniyah)

Revolusi komunis pada 1949 telah mengubah kurikulum pendidikan di Cina. Bahasa Arab dan pendidikan agama dihapuskan dan hanya bahasa Cina yang diajarkan. Universitas Hamidiyah yang kekurangan dana dan berubah menjadi sekolah dasar pun akhirnya ditutup. Namun, komunitas Masjid Niujie memutuskan untuk menggunakan salah satu ruang kelas universitas sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam pada anak-anak.

Setelah 100 tahun lamanya, Masjid Niujie dan gedung Universitas Hamidiyah masih berdiri lengkap dengan tamannya pada 2008. Namun, salah satu ruang kelas Universitas Hamidiyah dijadikan museum sejarah Masjid Niujie.

Jika pada Hari Raya Idul Fitri dan hari Jumat sulit menemukan tem pat pada areal seluas 6.000 me ter persegi di Masjid Niujie, mereka yang ingin shalat dapat menuju ruang kelas yang kosong di gedung Universitas Hamidiyah.

Walaupun ciri khas Kesultanan Turki Usmani pada Universitas Hamidiyah terhapus dan nama Sultan Abdul Hamid II tidak lagi diucapkan pada khotbah Jumat di Masjid Niujie, mereka yang mengetahui sejarah Universitas Hamidiyah tidak bisa lupa akan Kesultanan Ottoman. Arsitektur khas Ottoman di taman Masjid Niujie akan selalu mengingatkan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement