Selasa 18 Oct 2016 17:30 WIB

Ahli Geografi Perbaiki Teknik Pembuatan Peta

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Peta Ustmaniyah/Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Peta Ustmaniyah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli geografi Turki paling terkenal adalah Muhiddun Piri Reis (wafat 1554 M) yang menyajikan karya original di bidang geografi kelautan dan navigasi. Ia tahu setiap lekuk Laut Mediterania dan pernah menjadi komandan invasi Mesir oleh Turki di Pelabuhan Alexandria, saat Turki dipimpin Yavuz Sultan Selim.

Piri Reis juga tertarik kepada kartografi dan berhasil merampungkan gambar peta dunia pada 1513 yang dibuat dalam dua bagian. Sayangnya, hanya gambar peta bagian barat yang masih terjaga dan kini berada di Museum Topkapi, Istanbul, Turki.

(Baca: Sumbangsih Ustmaniyah pada Ilmu Geografi)

Peta berukuran 90 kali 65 sentimeter ini menunjukkan bagian timur Amerika dan barat Afrika, Portugal, Spanyol, serta Samudra Atlantik. Gambarnya dibuat berwarna, lengkap dengan ilustrasi dan catatan terkait negara-negara di peta, warganya, hewan, dan tumbuhannya.

Peta buatan Piri Reis juga merupakan sebuah portolano yang memiliki basis matematika. Piri Reis menggunakan sekitar 20 peta lain untuk membuat peta ini yakni delapan peta Mappa Mundi, empat peta buatan penjelajah Portugis, tiga peta India, satu peta Arab, dan satu peta milik Chistopher Columbus yang hilang. Seperti peta kontemporer lainnya, tak ada garis bujur dan lintang di peta buatan Piri Reis. Namun, terdapat arah kompas yang juga digunakan sebagai skala.

Ia membuat gambar gunung dan sungai yang ditandai dengan garis tebal. Wilayah berbatu diwarnai warna hitam, daerah berpasir dan perairan dangkal diberi warna kemerahan dengan titik-titik. Peta ini bahkan disebut sebagai salah satu peta tertua yang sempurna karya seorang laksamana.

Piri Reis juga membuat peta dunia yang kedua pada 1528 M yang sayangnya hanya bagian barat yang kini tersimpan di Museum Topkapi. Peta ini berwarna, juga dilengkapi keterangan peta. Dalam potongan peta itu terlihat bagian utara Samudra Atlantik dan sebagian benua baru, Amerika.

Dengan detail dan perbaikan teknik yang diperlihatkan dalam peta kedua ini, Piri Reis dinilai sangat memerhatikan perkembangan temuan-temuan terbaru di eranya. Piri Reis konon sempat menggambarkan Samudra Hindia dan Laut Cina, tapi tak ada bagian gambar peta dua objek itu yang bisa diselamatkan.

Buku Piri Reis tentang geografi kelautan, Kitab i-Bahriya, berisi 209 bab dengan 215 peta, diagram, gambar, serta pengukuran akurat garis pantai dan pulau-pulau di Laut Mediterania dan Laut Hitam. Sebenarnya, buku ini adalah semacam panduan navigasi berdasarkan pengalaman Piri Reis.

Ia mengumpulkan semua informasi terdahulu, lalu ia tambahkan pengetahuan praktis yang dibutuhkan para pelaut dalam rute-rute pelayaran penting. Ia menggambar peta besar di setiap bab bukunya. Dengan kekayaan informasi, Kitab i-Bahriya tak hanya menjadi buku panduan, tapi juga portolano kontemporer paling maju di era itu dengan teknik kartografi mutakhir.

Kitab i-Bahriya awalnya didedikasikan kepada penguasa Turki Utsmani, Sultan Selim I pada 1521 M. Namun, setelah sang Sultan wafat, Piri Reis mempersiapkan versi kedua Kitab i-Bahriya dengan sejumlah peta tambahan, modifikasi, dan revisi. Ia bahkan menambahkan kata-kata pembukaan yang puitis di muka buku dalam Bahasa Turki tentang laut dan pelaut. Kitab i-Bahriya versi kedua ini, ia persembahkan bagi Sultan Turki Utsmani, Suleyman pada 1525 M.

Ide Piri Reis mengenai kartografi direkam di bagian awal bukunya. Di sana ia menyebut, sebuah peta hanyalah bagian permukaan untuk menggambarkan bentang bumi. Menggambar peta butuh pengetahuan dan spesialisasi, sebab kesalahan sedikit saja saat menggambar mengakibatkan peta menjadi tak berguna.

Piri Reis menggambar peta, seperti Laut Cina dan Samudra Hindia, yang kala itu justru belum dikenal di dunia Barat. Semua karya-karya itu membuat Piri Reis dikenal sebagai ilmuwan brilian di zamannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement