Senin 26 Sep 2016 17:31 WIB

Respons Ulama Cina atas Misi Diplomatik Ustmaniyah

Rep: Kabul Astuti/ Red: Agung Sasongko
Muslim Cina
Muslim Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melanjutkan misi diplomatik yang dilakukan pendahulunya, perwakilan Sultan Abdul Hamid II, Muhammad Ali, memberangkatkan haji sejumlah ulama Cina. Pada 1906, Imam Wang bersama dengan salah satu muridnya, Ma De bao, menunaikan ibadah haji. Setelah rampung menunaikan haji, Imam Wang dan Ma Debao menuju Istanbul. Kedatangannya disambut hangat oleh Sultan Abdul Hamid II.

Ketika di Istanbul, Imam Wang menghabiskan waktu dengan melihat- lihat metode pendidikan yang diterapkan Kesultanan Turki Usmani dan mencatat perbedaan metode yang ia temukan. Pada kunjungan Imam Wang itu, Sultan Abdul Hamid II menyampaikan keinginannya untuk membuka sebuah universitas di Beijing. Sebagai pelopor pendidikan modern, Imam Wang sangat mendukung keinginan sang Sultan.

(Baca: Kisah Misi Diplomatik Ustmani ke Negeri Cina)

Saat akan kembali ke Cina, sang sultan tidak membiarkan cendekiawan terkemuka tersebut pulang dengan tangan kosong. Didorong fakta bahwa tidak banyak karya Islam yang muncul di Cina waktu itu, sang sultan memberikan Imam Wang 1.000 buku dan meminta padanya untuk membagikan apa yang ia temui kepada cendekiawan Cina lainnya.

Sekembalinya ke Cina, Imam Wang menyampaikan dalam khotbahnya kepada Muslim Cina tentang apa yang ia dapatkan dari kunjungannya ke Istanbul, pusat kekuasaan Kesultanan Ottoman. Ia menceritakan mengenai figur sultan dan bagaimana Islam dipraktikkan oleh orang-orang Turki.

Satu tahun setelah kunjungan Imam Wang ke Istanbul, Kesultanan Turki Usmani mengirimkan dua pengajar agama ke Beijing, yaitu Ali Riza Efendi dan Bursali Hafiz Hasan Efendi. Setibanya di Beijing, kedua ulama itu langsung menemui Imam Wang yang kemudian membawa keduanya ke Mesjid Niujie di Xuanwu, Beijing.

Di masjid itu, Imam Wang berkata kepada para jamaah bahwa kehadiran dua orang ulama Turki yang datang menempuh jarak 10 ribu kilometer itu adalah untuk memberikan pendidikan dan membuka sekolah di Cina. Sontak mereka langsung mengubah taman masjid menjadi ruangan sekolah. Sebuah gedung kosong langsung diperbaiki dan dua ruangan belajar didirikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement