Senin 20 Oct 2014 17:42 WIB

Ketika Amal tak Mengantarkan ke Surga (1)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Amal yang diterima Allah harus dilandasi ikhlas.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Amal yang diterima Allah harus dilandasi ikhlas.

REPUBLIKA.CO.ID, Abu Hurairah pernah mengisahkan tentang tiga nasib orang yang beramal, tetapi tidak beruntung. Mereka akhirnya masuk neraka.

Padahal, selama hidup di dunia mereka yakin dengan amalnya yang bakal mengantarkan mereka ke surga.

Kisah ini dinukilkan oleh banyak pakar hadis, antara lain, Imam Muslim, an-Nasa’i, Ahmad, dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadis yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam at- Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al-Hakim.

Namun, pengadilan Allah SWT jauh berbeda dengan pengadilan manusia. Allah Mahatahu segala hal meski ukurannya seberat atom. Allah pun memiliki sifat Mahaadil yang memutuskan setiap perkara tanpa zalim.

Tiga orang yang merasa menjadi calon penghuni surga ini pun tergelak. Mereka yang terdiri atas orang-orang saleh itu justru berakhir di neraka.

Apa gerangan yang terjadi? Rupanya mereka hanyalah saleh di pandangan manusia, tapi tak menauhidkan Allah dalam niat amal mereka.

Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid. Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah padanya. Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”

Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,” ujarnya.

Allah pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan, ternyata kamu telah disebut-sebut demikian,” firman-Nya.

Kemudian, Allah memerintahkan agar amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya. Akhirnya, mujahid riya itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement