Kamis 27 Jun 2019 07:47 WIB

Menyembunyikan Kebaikan

Keikhlasan niat dalam amalmu lebih bermakna daripada amal itu sendiri.

berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa pun seorang hamba Allah yang mati di medan jihad, berilmu, dan membaca Alquran, bahkan seorang yang sangat dermawanan, namun tidak disertai keikhlasan maka menjadi sia-sia amalnya. Kata ikhlas bukan karena bibir ini berucap ikhlas.

Tidak berucapkan ikhlas pun bisa jadi tanpa disadari keikhlasan bercampur dengan riya. Membuat seseorang ingin menunjukkan dirinya adalah seseorang yang pemberani, berilmu, dan dermawan.

Orang bijak berkata, “Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya seperti dia menyembunyikan kejelekannya. Keikhlasan niat dalam amalmu lebih bermakna daripada amal itu sendiri.”

Mati syahid mempunyai ganjaran yang begitu besar di hadapan Allah SWT. Akan tetapi, ganjaran yang besar itu tak akan pernah ada jika salah niat. Atau, bahkan tidak fokus dalam niatnya, betapa rugi orang-orang seperti itu.

Seorang pencari ilmu yang sudah memiliki gelar, pekerjaan dengan gaji besar. Namun, ternyata niatnya berilmu untuk halhal duniawi, bukan demi ridha Allah. Maka, sia-sia semua itu di hadapan Allah. Seorang pembaca Alquran yang rajin tilawah dan merdu suaranya. Namun, ternyata bukan ridha Allah yang dikejarnya. Hanya decak kagum yang menyebutnya sebagai seorang qari atau qariah. Maka, semua yang diperbuatnya menjadi percuma di hadapan Allah SWT.

Termasuk, untuk seseorang yang bergiat dalam dunia dakwah. Meski yang disampaikannya ayat Alquran dan hadis Rasulullah jika yang ia harapkan pandangan banyak orang yang mengganggapnya seorang dai. Namun, tak ada sekalipun Allah dalam hatinya, hal yang ia lakukan sia-sia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement