Selasa 09 Dec 2025 10:00 WIB

Seimbang dan Sinambung Dalam Ibadah

Hendaklah semua aktivitas kita diniatkan untuk ibadah yang ikhlas kepada Allah.

Ibadah shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ibadah shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada dua hadis yang menerangkan tentang ibadah kepada Allah SWT dengan seimbang dan sinambung.

Pertama, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ingatlah, demi Allah, aku di antara kalian adalah orang yang paling takut kepada Allah dan yang paling bertakwa kepada-Nya, tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, serta aku menikahi wanita. Barangsiapa yang tidak menyukai sunahku, maka bukan dari golonganku" (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga

Kedua, dari Aisyah RA bahwa dia bersama seorang wanita masuk ke dalam rumah menemui Rasulullah SAW dan beliau bertanya, "Siapa wanita ini?" Aisyah RA menjawab, "Dia Fulanah."

Kemudian, menjelaskan tentang shalat Fulanah yang seharian terus-menerus mendirikan shalat seakan tanpa henti. Rasulullah SAW bersabda, "Cukup! Hendaklah kalian melakukan apa yang kalian mampu. Karena demi Allah, Allah tidak akan jemu hingga kalian sendiri yang jemu. Dan agama (ibadah) yang paling dicintai-Nya adalah yang dilakukan secara kesinambungan" (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan mengamalkan dua hadis di atas, kita beribadah dengan wajar dan tidak berlebihan. Dengan izin Allah SWT, kita akan terhindar dari futur, yaitu kemalasan, suka menunda, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk beribadah.

Bahkan, saat uzur, misal sedang sakit, ada ruhsakh agar dapat melaksanakan ibadah dengan mudah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Shalatlah kamu dengan berdiri, bila kamu tidak bisa maka (shalatlah) dengan duduk, bila kamu tidak bisa maka (shalatlah) dengan berbaring" (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

Selanjutnya hal yang penting dalam ibadah adalah ihsan agar kita dapat beribadah dengan sebaik-baiknya, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Ihsan adalah jika kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Maka jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu" (HR Bukhari dan Muslim).

"Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung" (QS al-Hajj [22]: 77).

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada orang beriman untuk melakukan ibadah mahdhah, seperti shalat, dan juga melakukan ibadah ghairu mahdhah, yaitu berbuat kebaikan, seperti menjaga silaturahim, berakhlak baik, berbuat baik kepada orang lain, dan memperlakukan lingkungan hidup dengan baik.

Semua aktivitas kita hendaklah diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT, seperti bekerja untuk menafkahi keluarga, bersekolah untuk menimba ilmu atau mengurus pekerjaan rumah tangga.

photo
Infografis Lima Bahasa Cinta dari Manusia untuk Allah. Ilustrasi muslim. Ilustrasi berdoa. Ilustrasi ibadah - (Republika.co.id)

sumber : Hikmah Republika oleh Sigit Indrijono
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement