Selasa 09 Dec 2025 09:17 WIB

Berkat MBG, Kemenag Jadi Punya Data 18 Juta Santri di Indonesia

Banyak lembaga pendidikan berbasis pesantren belum tercatat di Kemenag.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah santri memakan nasi murak liwet di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Rabu (22/10/2025). Murak liwet yang merupakan bagian tradisi makan bersama dari Pesantren Salafi tersebut diikuti oleh ribuan santri dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional 2025 sekaligus menjadi ajang silaturahim sesama santri.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Sejumlah santri memakan nasi murak liwet di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Rabu (22/10/2025). Murak liwet yang merupakan bagian tradisi makan bersama dari Pesantren Salafi tersebut diikuti oleh ribuan santri dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional 2025 sekaligus menjadi ajang silaturahim sesama santri.

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK — Direktur Pendidikan Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Basnang Said menegaskan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi momentum penting untuk menata ekosistem pesantren di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Basnangdalam Halaqah Pesantren GAPPI bertema “Manifesto Koperasi Pesantren sebagai Perwujudan Holding Pesantren” di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Sabtu (6/12/2025).

Baca Juga

Basnang mengungkapkan, potensi pesantren di Indonesia sangat besar. Saat ini terdapat 42.399 pesantren dengan jumlah santri sekitar 6,2 juta jiwa. Meski demikian, ia menilai jumlah santri sebenarnya jauh lebih besar. 

Dia menegaskan, banyak lembaga pendidikan berbasis pesantren, seperti SMP, SMA, dan SMK, yang belum seluruhnya tercatat sebagai bagian dari satuan pendidikan pesantren.

photo
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Dr. Basnang Said - (Erdy Nasrul/Republika)

“Banyak sekolah dan madrasah berada di bawah manajemen pesantren, namun belum dapat dikategorikan sebagai pesantren karena berbagai alasan. Misalnya, dana BOS yang masih berasal dari dinas pendidikan provinsi,”ujar Basnang.

Meski demikian, ia menekankan, para siswa yang berada di lembaga tersebut tetap merupakan santri dalam ekosistem pesantren. Hal tersebut, ujar dia, harus diperbaiki melalui pendataan menyeluruh. Basnang menilai program MBG dari pemerintah membuka jalan percepatan pembenahan data santri nasional.

"Sekarang momentum yang sangat bagus ada MBG. MBG, makan bergizi gratis, yang setiap santri harus dihitung, maka ujung-ujungnya pesantren pasti rapi datanya," ucapnya.

“Karena kalau tidak rapi datanya, nanti ujungnya akan ada santri yang tidak makan dan tidak mendapatkan MBG,”ujar dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement