REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT— Hizbullah pada Senin (24/11/20250 memakamkan pemimpin militernya yang terkenal, Haytham al-Tabtabai yang gugur dalam serangan Israel kemarin, Ahad (23/11/2025.
Serangan menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di Harik, pinggiran selatan Beirut. Sementara itu, radio militer Israel mengumumkan kesiapan di utara Israel.
Media Israel melaporkan bahwa tempat-tempat perlindungan telah dibuka di kota-kota di perbatasan dengan Lebanon karena ketegangan setelah pembunuhan al-Tabtabai.
Dia menyebutkan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir memantau dengan cermat keadaan siaga dan ketegangan di perbatasan dengan Lebanon.
Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Sheikh Ali Da'moush, mengatakan konsesi yang diberikan pemerintah Lebanon tidak membuahkan hasil dan musuh menguasai seluruh Lebanon.
Dia menegaskan partai tersebut akan tetap berada di lapangan dan melindungi Lebanon dari proyek-proyek Israel dan Amerika.
Hizbullah kemarin mengumumkan dalam serangkaian pernyataan bahwa empat pejuangnya gugur dalam serangan Israel yang menargetkan Tabtabai di pinggiran selatan Beirut.
Seorang sumber keamanan Lebanon mengkonfirmasi kepada Aljazeera bahwa Tabtabai adalah komandan militer Hizbullah setelah Fouad Shukr yang dibunuh tahun lalu.
Pembunuhan ini merupakan perkembangan terbaru dalam serangkaian serangan Israel yang tidak menargetkan pinggiran selatan Beirut sejak Juni lalu dan tidak ada pemimpin tingkat tinggi yang menjadi sasaran sejak gencatan senjata.
Setelah pembunuhan tersebut, Wakil Ketua Dewan Politik Hizbullah Mahmoud Qmati mengatakan bahwa semua kemungkinan terbuka untuk membalas serangan Israel terhadap tokoh pemimpin partai tersebut.
Dalam wawancara sebelumnya dengan Aljazeera, Qamati menegaskan partainya akan membahas masalah ini dan mengambil keputusan yang tepat.
Sementara itu, Presiden Lebanon Joseph Aoun menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertanggung jawab dan campur tangan dengan tegas dan serius untuk menghentikan serangan Israel terhadap Lebanon dan rakyatnya, guna mencegah terjadinya eskalasi yang akan memicu ketegangan di kawasan tersebut.




