Senin 03 Nov 2025 05:38 WIB

Lobi Israel Mulai Terpuruk, Politisi AS Ramai-Ramai Tolak Dana AIPAC

Gagasan warga Amerika di atas kepentingan Israel sebelumnya dianggap tabu.

Graham Platner
Foto: Dok Graham Platner
Graham Platner

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Merosotnya popularitas Israel dalam berbagai jejak pendapat di Amerika Serikat (AS) menggeser opini publik negeri Paman Sam. Generasi politisi baru pun lahir yang menunjukkan sikap terang-terangan untuk menolak suap dari lobi zionis. 

Jika dahulu AIPAC (Komite Urusan Umum Amerika-Israel) dipandang sebagai aset penting untuk membantu dalam pemilihan umum, anggapan tersebut kini bergeser. Lembaga lobi Israel di AS tersebut bahkan dianggap sebagai beban bagi para politisi. 

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Kandidat Wali Kota New York, Zohran Mamdani, paling disorot atas sikap pro-Palestina-nya di kota tersebut. Meski demikian, dia tidak sendirian. Banyak politisi lain yang menyatakan sikap anti-genosida sebagai sarana untuk terhubung dengan basis pemilih mereka.

Robert Inlakesh, jurnalis senior Palestine Chronicle, menulis,  semua data jajak pendapat resmi menunjukkan bahwa mayoritas pendukung Partai Demokrat saat ini memiliki pandangan lebih positif terhadap Palestina daripada Israel. Menurut jajak pendapat Gallup baru-baru ini, ada 92 persen dari seluruh Demokrat mengatakan mereka menentang perang di Gaza.

Meski demikian, kemampuan para kandidat untuk menolak pendanaan dari Lobi Israel dan bebas menyuarakan pendapat mereka tentang isu tersebut melampaui sekadar kesepakatan sederhana dengan konstituen mengenai satu isu kebijakan luar negeri.

photo
Kandidat wali kota New York Zohran Mamdani saat mengikuti aksi di Washington mendesak gencatan senjata di Gaza pada 2023. - (X)

Mereka bahkan mampu menolak  dana AIPAC yang menjadi prasyarat agar sikapnya dianggap autentik. Hal tersebut mendorong keyakinan publik kepada setiap kandidat agar benar-benar berupaya mewujudkan janji-janji kampanyenya. AIPAC bahkan diasosiasikan dengan korupsi sedangkan sikap pro-Palestina sama dengan autentik.

Salah satu kampanye paling sukses, yang berasal dari generasi politisi baru ini, dilakukan Graham Platner, seorang Demokrat yang mencalonkan diri untuk kursi Senat AS dari Kota Maine.

Dalam iklan kampanyenya, ia mempromosikan mentalitas "Mainers First", yang berfokus pada kelas pekerja. Secara eksplisit, iklan tersebut pun menentang dukungan Washington terhadap genosida di Gaza. Ia secara terbuka menolak dana dari AIPAC, berbeda dengan Senator Susan Collins, yang telah menerima setidaknya 647.758 dolar AS dari Lobi Israel dan berupaya untuk menggulingkannya.

Platner adalah seorang veteran Korps Marinir yang telah menjalani empat tugas tempur dan juga bekerja sebagai Oysterman. Meski ada banyak upaya, dari kalangan elit Partai Demokrat dan Lobi Israel, untuk memicu kontroversi dan melemahkan kampanyenya, kandidat progresif ini masih unggul dalam jajak pendapat atas lawan utamanya dari Partai Demokrat dan Gubernur Maine, Janet Mills.

Meskipun peningkatan sentimen pro-Palestina lebih menonjol di kalangan Demokrat, ada pula pergeseran yang signifikan di kalangan Republik. Data jajak pendapat Pew Research menunjukkan, meskipun pandangan negatif di kalangan Republik kepada Israel secara keseluruhan berada sekitar 23 persen, namun persentasenya lebih tinggi bagi generasi muda.  Sebanyak 50 persen dari mereka yang berusia 18-49 tahun menyatakan pandangan negatif mereka terhadap Israel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement