REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyerukan pesan persatuan dalam menghadapi perbedaan menjelang peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2025.
“Seruan yang paling mendasar dari Hari Santri adalah bersatu untuk menghadapi tantangan bersama Bangsa Indonesia yang memang tidak mudah. Namun, kita semua tahu, tidak ada satu pun elemen yang bisa menghadapinya sendiri-sendiri,” kata Gus Yahya di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Ia mengingatkan kembali amanat pendiri NU, KH Muhammad Hasyim Asy’ari, untuk beragama dengan kasih sayang dan cinta serta menyatukan segala perbedaan.
“Perbedaan-perbedaan jelas tidak bisa dihindari. Orang cenderung berpikir bahwa untuk bisa bersatu, perbedaan harus diselesaikan dulu. Tapi Syekh Hasyim Asy’ari memperingatkan kita untuk bersatu dulu, baru kalau ada masalah kita selesaikan bersama,” ujarnya.
Menurut dia, selama ini banyak persoalan muncul karena masyarakat enggan membicarakan perbedaan dalam bingkai persatuan.
“Selama ini kalau ada perbedaan, sulit untuk bersatu, sehingga muncul masalah yang sebelumnya justru substansinya tidak ada. Karena tidak mau bersatu, masalah jadi diada-adakan,” ujarnya.
View this post on Instagram




