REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA — Pakar Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ashar Saputra mengusulkan kepada pemerintah untuk menyusun peta jalan (roadmap) nasional evaluasi bangunan pesantren untuk mencegah tragedi serupa, ambruk mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Penting adanya langkah bersama dalam menyusun 'roadmap' evaluasi bangunan pendidikan dan pesantren. Walaupun, hal ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat," ujar dia dalam keterangan di Yogyakarta, Rabu (8/10/2025).
Menurut dia, peta jalan tersebut perlu disusun bersama antara Kementerian Agama, kementerian teknis, hingga kementerian pendidikan."Kemudian mungkin organisasi kemasyarakatan yang menaungi pondok pesantren itu,”ujar dia.
Ashar menjelaskan, besarnya jasa pondok pesantren dalam mencerdaskan bangsa sehingga keselamatan para santri perlu menjadi prioritas utama."Terlebih aspek keselamatan, tidak boleh dianggap takdir, melainkan dapat dicegah melalui perencanaan dan pengawasan yang baik," kata dia.

Ia menjelaskan, sejak terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung, pemerintah telah menetapkan tahapan evaluasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga fungsi bangunan.
Dalam kacamata teknik sipil, ujar dia, bangunan publik sepatutnya memiliki kinerja yang sudah diatur dalam peraturan. Untuk memastikan kinerja itu tercapai, terdapat sejumlah tahapan yang harus dipenuhi, termasuk proses perizinan melalui Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Ketika proses ini dilewati, maka tidak ada yang memeriksa struktur dan kekuatan bangunan dengan sesuai. Akibatnya, kinerja bangunan bisa jauh dari standar keselamatan yang seharusnya," ujar dia.