Kamis 25 Sep 2025 17:44 WIB

Gus Irfan: Kemenhaj Harus Hadirkan Kinerja Nyata, Bukan Sekadar Formalitas

Gus Irfan nyatakan zero tolerance terhadap korupsi.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Kepala BP Haji Mochammad Irfan Yusuf
Foto: BP Haji
Kepala BP Haji Mochammad Irfan Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan menegaskan, kehadiran Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) bukan sekadar formalitas, melainkan amanah besar dari Presiden yang harus dibuktikan manfaatnya bagi bangsa.

Hal itu disampaikan Gus Irfan saat membuka Rapat Konsolidasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah di Jakarta, Rabu (24/9/2025). Ia menekankan bahwa Kemenhaj harus menjadi wajah baru yang berintegritas, profesional, dan berorientasi pada target.

Baca Juga

“Kalau sekadar sama saja, tentu tidak ada gunanya, apalagi kalau lebih buruk. Kita wajib membuktikan bahwa Kemenhaj tidak salah dibentuk. Kemenhaj harus menjadi wajah baru yang berintegritas, profesional, dan berorientasi target,” ujar Gus Irfan dalam siaran persnya, Kamis (25/9/2025).

Dalam arahannya, ia menyampaikan lima nilai utama pelayanan Kemenhaj, yaitu: melayani, amanah, berintegritas, responsif, dan ramah. Gus Irfan menegaskan sikap zero tolerance terhadap praktik korupsi, manipulasi data, maupun pungutan liar sekecil apapun.

“Kita boleh berkaca dari apa yang terjadi sebelumnya untuk introspeksi. Namun ke depan, Kemenhaj harus bersih, akuntabel, dan transparan. Tidak boleh ada permainan dalam urusan haji,” ucapnya.

Selain integritas, isu kesehatan jamaah haji juga menjadi perhatian serius, terutama terkait istithaah kesehatan. Gus Irfan menekankan pentingnya sinergi pusat dan daerah agar tidak ada lagi kecurangan maupun pelanggaran dalam proses ini.

Menurutnya, penyelenggaraan haji tidak hanya urusan ibadah, melainkan juga bagian dari pembangunan peradaban bangsa. “Kita ingin jamaah haji pulang ke tanah air dengan kecintaan yang lebih besar kepada negaranya. Haji harus menjadi jalan membangun keadaban dan peradaban bangsa,” katanya.

Sebagai bagian dari peningkatan layanan, pembangunan "Kampung Haji" tengah diproses untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat. Ia juga mengingatkan besarnya perputaran dana haji yang mencapai hampir Rp 20 triliun, sehingga harus dikelola dengan penuh amanah, transparansi, dan akuntabilitas.

Terkait Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), Gus Irfan menegaskan pentingnya pembinaan jemaah yang lebih optimal, tulus, bersih, dan profesional.

Dengan niat baik dan ketulusan, ia optimistis Kemenhaj mampu menjalankan amanah besar ini. “Kita ingin penyelenggaraan haji tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga bermakna bagi bangsa dan negara,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement