REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Pemimpin Tertinggi Revolusi Republik Islam Iran, Ali Khamenei menegaskan kembali seputar program nuklir yang sedang dikembangkannya. Berpidato di hadapan rakyat Iran untuk menandai dimulainya Pekan Pertahanan Suci di Teheran, Khamenei mengatakan, Iran tak akan menghentikan program pengayaan uraniumnya meski telah menjadi target pengeboman Israel-Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Sebagai satu dari sepuluh negara dengan teknologi pengayaan uranium, Khamenei juga menegaskan, pihaknya tak berusaha memiliki bom nuklir. Dia berkomitmen jika pengayaan uranium Iran hanya untuk tujuan perdamaian dengan penggunaan di bidang sipil.
Khamenei menegaskan, Iran telah menguasai ilmu tentang pengayaan uranium tersebut. Iran, ujar dia, bahkan memiliki puluhan ilmuwan nuklir senior. Sementara itu, ratusan lainnya mengikuti jejak para ilmuwan, dan ribuan spesialis yang bekerja di bidang nuklir.
"Iran tidak menyerah pada tekanan," tegas Sayyed Khamenei seperti dilansir dari Al Mayadeen, Rabu (24/9/2025).
Ia lebih lanjut menekankan, Amerika Serikat bersikeras pada kebijakan pengayaan uranium nol. Dia pun menjelaskan tuntutan Washington agar Teheran meninggalkan kemampuan pengayaan uraniumnya merupakan tuntutan untuk melepaskan pencapaian nasional yang signifikan.
"Iran telah membayar biaya selangit untuk pengayaan uranium," tegas dia dalam pidatonya. Khamenei pun menegaskan kembali posisi Iran untuk tidak meninggalkan pengayaan. Dia menegaskan rakyat Iran akan menampar mereka yang ingin agar Iran meninggalkannya.
