Senin 08 Sep 2025 15:18 WIB

Skandal Google dan Israel Kaburkan Fakta Kelaparan Ekstrem di Gaza Terbongkar

Israel menggelontorkan miliaran dolar AS untuk iklan Google.

Warga Palestina berdesakan saat antre untuk mendapatkan bantuan makanan di titik distribusi makanan di Kota Gaza, Ahad (20/7/2025) waktu setempat. Dalam 24 jam terakhir, 18 orang meninggal di Gaza karena kelaparan, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Sedikitnya 86 orang di Gaza, termasuk 76 anak-anak dan 10 orang dewasa, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi menyusul blokade israel. Saat ini nyaris seluruh warga Gaza telah terdampak kelaparan ekstrem. Program Pangan Dunia mengatakan hampir satu dari tiga orang di Gaza tidak makan selama berhari-hari, dan ribuan orang berada di ambang kelaparan yang parah.
Foto: Majdi Fathi/NurPhoto via Reuters
Warga Palestina berdesakan saat antre untuk mendapatkan bantuan makanan di titik distribusi makanan di Kota Gaza, Ahad (20/7/2025) waktu setempat. Dalam 24 jam terakhir, 18 orang meninggal di Gaza karena kelaparan, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Sedikitnya 86 orang di Gaza, termasuk 76 anak-anak dan 10 orang dewasa, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi menyusul blokade israel. Saat ini nyaris seluruh warga Gaza telah terdampak kelaparan ekstrem. Program Pangan Dunia mengatakan hampir satu dari tiga orang di Gaza tidak makan selama berhari-hari, dan ribuan orang berada di ambang kelaparan yang parah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Dalam konteks upaya menyembunyikan proses pelaparan sistematis yang diciptakan Israel di Gaza, pemerintah Zionis telah menandatangani kontrak iklan besar-besaran dengan perusahaan-perusahaan global seperti Google, X, dan lainnya.

Iklan tersebut untuk memperkuat propaganda yang menyangkal adanya kelaparan di wilayah tersebut.

Baca Juga

Sebuah investigasi yang dilakukan situs “Dup Site News” mengungkapkan bahwa Israel telah menandatangani kontrak senilai 45 juta dolar dengan Google untuk menyembunyikan tanda-tanda kelaparan di Gaza.

Hal ini bersamaan dengan meningkatnya peringatan internasional tentang konsekuensi dari kelanjutan kelaparan yang dialami rakyat Palestina.

Menurut laporan yang disusun oleh Abdul Qadir Aradah, upaya ini menyoroti cara pemerintah Benjamin Netanyahu – yang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional – menggunakan propaganda dan media sebagai senjata dalam perang ini.

Kontrak yang berlaku selama enam bulan ditandatangani langsung antara Google dan kantor Netanyahu. Tujuan utamanya adalah menyembunyikan tanda-tanda kelaparan, demikian menurut investigasi tersebut.

Sebagai bagian dari perjanjian yang disepakati, Google menyebarkan propaganda yang menunjukkan orang-orang sedang menyiapkan makanan di Jalur Gaza.

Ini disertai dengan mengomentari adegan tersebut dengan mengatakan terdapat makanan di Gaza dan semua yang dikatakan selain itu adalah kebohongan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement