Laporan Jurnalis Republika Bambang Noroyono dan Thoudy Badai dari Tunisia
REPUBLIKA.CO.ID, TUNISIA — Aktivis kemanusian Gretha Thunberg kembali menyampaikan pidato kemarahannya terhadap Zionis Israel yang masih melakukan penjajahan dan genosida di Palestina. Gretha juga mengutuk keterlibatan banyak negara dan korporasi dalam penghancuran Gaza. Kata dia, kemerdekaan Palestina merupakan keharusan yang mutlak.
"Tidak seorangpun yang merdeka sampai Palestina merdeka," kata Gretha saat tiba di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Ahad (7/9/2025). Gretha tiba di Tunisia bersama aktivis kemanusian lainnya Thiago Avila, dan Jasmine Acar.
Mereka berlayar dari Barcelona, Spanyol ke Tunisia untuk memimpin pelayaran akbar Global Sumud Flotilla. Konvoi kapal-kapal kemanusian mengarungi Laut Mediterania itu bertujuan untuk menembus blokade Gaza.
Kapal-kapal kemanusian tersebut membawa logistik dan obatan-obatan untuk warga Gaza yang sudah 24 bulan jadi target bumi hangus Zionis Israel. Tunisia menjadi negara lokasi tolak serempak ratusan aktivis, relawan, dan jurnalis dari 44 negara. Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) mengirimkan 30-an delegasi dalam misi pelayaran kemanusian itu.
Seluruh kapal kemanusian direncanakan angkat jangkar serempak menuju Gaza pada Rabu 10 September 2025 mendatang.
Gretha mengatakan perbuatan Zionis Israel terhadap warga Gaza tak bisa diterima. Semakin tak bisa diterima karena tak ada satupun negara di dunia yang keras membela Palestina. Gretha pun merasa gerah dengan keterlibatan perusahaan, dan korporasi-korporasi global yang malah turut membantu penjajahan Zionis Israel di Gaza-Palestina.
"Hentikan keterlibatan Anda dalam genosida ini. Jadi lah manusia," kata dia. Greta juga mempertanyakan partipasi media-media di seluruh dunia yang menolak memberitakan tentang bencana kelaparan massal di Gaza akibat blokade penjajahan Zionis Israel.
"Di mana media-media yang membiarkan kelaparan massal akibat mesin pembunuh (bernama) Israel," kata Gretha.
